SLANK,
Vox Populi, Vox Dei, Vox Slank!
(Prometheus 1)
”Di sini orang-orang penuh kreativitas
Tempat orang-orang yang terbaik
Di sini bukan anak-anak malas
Tempatnya para pekerja keras
Di sini bukan anak-anak manja
Sedikit kerja … banyak mintanya”
Mars Slankers, 2004
Gayanya slenge’an, rambut gondrong,
pakaian sesukanya, bernyanyi teriak-teriak kadang sambil telanjang dada plus keringetan. Tapi mereka seribu kali lebih berpengaruh dari para musang berbulu domba yang berjas dan berdasi yang setiap hari meneriakkan kata rakyat sambil dinner di hotel bintang lima.
Konser-konser besar mereka selalu disesaki belasan ribu penggemar yang dengan seluruh antusiasme yang membahana meneriakkan antem pemberontakan dari lagu-lagu mereka yang legendaris.
Para musisi genius ini, yang memiliki kemampuan musikalitas yang nyaris tak tertandingi, adalah suara rakyat sejati, terutama generasi muda yang sudah bosan dengan politik tanpa prestasi dan menginginkan perubahan besar. Mereka adalah Slank, salahsatu supergroup terbesar dan terbaik dalam sejarah musik Indonesia. Bimbim, Kaka, Ridho, Ivanka, dan Abdee (Abdee Negara, what a cool name!).
Ada cerita lucu tahun 2008, waktu Badan Kehormatan DPR yang super terhormat dan super penting (menurut fantasi mereka sendiri) pernah ”esmosi” dan berniat menggugat Slank gara-gara Slank baru saja mengeluarkan video klip ”Gosip Jalanan” yang liriknya sangat keras tapi bener. ”Mau tau gak mafia di senayan, kerjanya tukang buat peraturan, bikin UUD ujung-ujungnya duit!”, (album PLUR, Peace Love, Unity, Respect, dari tahun 2005).
Baru beberapa hari, para anggota yang terhormat itu tiba-tiba bilang kalau mereka tidak berniat menggugat Slank dan mereka menyerahkan sepenuhnya ke masyarakat kalau ada yang mau mengadukan persoalan itu ke DPR.. (Siapa yang mau ngaduin?!) Mereka juga mungkin baru tersadar, bahwa mereka nyaris tidak ada pengaruhnya dibanding Slank dan para Slankers fanatik yang kekuatannya berjuta-juta di seluruh Indonesia dan siap bergerak membela habis band pujaannya itu. Slank, memang sangat berpengaruh.
Slank bermusik dengan idealisme dan impian akan masa depan Indonesia yang lebih baik dan menyenangkan. Mereka menyanyikannya dengan penuh semangat, optimis, dan keberanian tanpa rasa takut melawan kemapanan yang justru bobrok. Sesuatu yang benar-benar heroik. Mereka menyanyikan lagu cinta, tapi juga cinta pada bangsa, cinta pada kejujuran, cinta pada kemanusiaan.
Tapi tentu idealisme tidak akan ada artinya kalau kemampuan bermusiknya cuma pas-pasan. Dan kemampuan para anggota Slank memang benar-benar spektakuler, bermutu tinggi, kreatif, enak, menghibur bahkan membawa inspirasi dan semangat. Ringan tapi berisi dan kuat, seperti carbon fiber, material super kuat dan ringan yang banyak dipakai di supercars seperti Lamborghini dan Maseratti (a little bit of science won’t hurt isnt it?). Dan ”kejernihan” suara serak Kaka seringkali mengingatkan kita pada kerennya suara Steven Tyler dari Aerosmith.
Lewat musik, mereka ingin semua pendengar mereka, terutama anak-anak muda bisa tumbuh jadi manusia-manusia yang lebih berarti. Anak-anak muda yang boleh enjoying life, tapi juga bekerja keras demi masa depannya yang cemerlang, malu jadi pemalas, dan menjadi yang terbaik, seperti yang dialunkan penuh semangat dalam ”Mars Slankers”. Dan yang juga penting, malu mengambil sesuatu yang bukan haknya.
Konser-konser besar mereka selalu disesaki belasan ribu penggemar yang dengan seluruh antusiasme yang membahana meneriakkan antem pemberontakan dari lagu-lagu mereka yang legendaris.
Para musisi genius ini, yang memiliki kemampuan musikalitas yang nyaris tak tertandingi, adalah suara rakyat sejati, terutama generasi muda yang sudah bosan dengan politik tanpa prestasi dan menginginkan perubahan besar. Mereka adalah Slank, salahsatu supergroup terbesar dan terbaik dalam sejarah musik Indonesia. Bimbim, Kaka, Ridho, Ivanka, dan Abdee (Abdee Negara, what a cool name!).
Ada cerita lucu tahun 2008, waktu Badan Kehormatan DPR yang super terhormat dan super penting (menurut fantasi mereka sendiri) pernah ”esmosi” dan berniat menggugat Slank gara-gara Slank baru saja mengeluarkan video klip ”Gosip Jalanan” yang liriknya sangat keras tapi bener. ”Mau tau gak mafia di senayan, kerjanya tukang buat peraturan, bikin UUD ujung-ujungnya duit!”, (album PLUR, Peace Love, Unity, Respect, dari tahun 2005).
Baru beberapa hari, para anggota yang terhormat itu tiba-tiba bilang kalau mereka tidak berniat menggugat Slank dan mereka menyerahkan sepenuhnya ke masyarakat kalau ada yang mau mengadukan persoalan itu ke DPR.. (Siapa yang mau ngaduin?!) Mereka juga mungkin baru tersadar, bahwa mereka nyaris tidak ada pengaruhnya dibanding Slank dan para Slankers fanatik yang kekuatannya berjuta-juta di seluruh Indonesia dan siap bergerak membela habis band pujaannya itu. Slank, memang sangat berpengaruh.
Slank bermusik dengan idealisme dan impian akan masa depan Indonesia yang lebih baik dan menyenangkan. Mereka menyanyikannya dengan penuh semangat, optimis, dan keberanian tanpa rasa takut melawan kemapanan yang justru bobrok. Sesuatu yang benar-benar heroik. Mereka menyanyikan lagu cinta, tapi juga cinta pada bangsa, cinta pada kejujuran, cinta pada kemanusiaan.
Tapi tentu idealisme tidak akan ada artinya kalau kemampuan bermusiknya cuma pas-pasan. Dan kemampuan para anggota Slank memang benar-benar spektakuler, bermutu tinggi, kreatif, enak, menghibur bahkan membawa inspirasi dan semangat. Ringan tapi berisi dan kuat, seperti carbon fiber, material super kuat dan ringan yang banyak dipakai di supercars seperti Lamborghini dan Maseratti (a little bit of science won’t hurt isnt it?). Dan ”kejernihan” suara serak Kaka seringkali mengingatkan kita pada kerennya suara Steven Tyler dari Aerosmith.
Lewat musik, mereka ingin semua pendengar mereka, terutama anak-anak muda bisa tumbuh jadi manusia-manusia yang lebih berarti. Anak-anak muda yang boleh enjoying life, tapi juga bekerja keras demi masa depannya yang cemerlang, malu jadi pemalas, dan menjadi yang terbaik, seperti yang dialunkan penuh semangat dalam ”Mars Slankers”. Dan yang juga penting, malu mengambil sesuatu yang bukan haknya.
"Memang, kantongku memang kering
Jangan menghina yang penting bukannya maling
Memang, jaketku memang kotor
Jangan menghina yang penting bukan koruptor"
"Memang" (Suit-suit..)
Lumayan ironis karena anak-anak muda yang slenge’an inilah yang punya nilai-nilai lurus tentang apa-apa yang penting untuk hidup, apa yang benar. Mereka yang menyatakan bahwa kita harus malu, kalau mengambil apa yang bukan hak kita, dan bukannya malu kalau hidup sederhana tapi jujur dan bersih. Di zaman yang kebolak-balik ini, ini penting. Ini adalah kebijaksanaan. Mereka juga tentu yang bahkan mengajarkannya pada anak-anak muda tentang ini.
Padahal banyak pejabat yang sudah tua-tua malah maling semua. Jangankan mencuri, meminta-minta saja harusnya malu. Malu sama Tuhan, malu sama ayah-ibu yang sudah melahirkan dan membesarkan kita, malu sama anak-cucu kita nanti. Apapun yang terjadi, jangan mengambil yang bukan hakmu, jangan ”Seperti Para Koruptor” (”The Big Hip”, 2008).
Nilai-nilai unggul, optimisme, kerja keras, disiplin, harga diri, pantang mengambil yang bukan haknya, di bangsa-bangsa maju yang punya pemimpin yang visioner, selalu ditanamkan dengan sangat serius dan sistematis kepada seluruh bangsanya. Dengan sesuatu yang namanya Teladan, seluruh bangsanya belajar menjadi unggul, mempunyai karakter kuat, dan akhirnya bangsanya akan bangkit, itu saja.
Dan di Indonesia, teladan jarang didapat dari pejabat. Tapi betapa beruntungnya Indonesia, bangsa yang besar ini. Kita punya banyak manusia-manusia unggul yang bisa membangkitkan jiwa dan kekuatan bangsanya. Slank sendiri menyampaikan inspirasi besarnya dalam kemasan yang dahsyat, cool, cuek, dan berani. Mereka tahu mereka besar, dan mereka memanfaatkan pengaruhnya itu untuk kebaikan yang sebanyak-banyaknya. Dan mereka sudah mempunyai jutaan pengikut di seluruh Indonesia.
Slank adalah guru bangsa ini, dan salahsatu yang terbaik. Sementara para pemimpin seperti orangtua yang alpa, sibuk sendiri dengan urusannya masing-masing dan lupa mendidik anak-anaknya, Slank adalah seorang paman super keren yang bisa jadi panutan sekaligus sahabat, teman untuk berjuang tapi sekaligus bersenang-senang. Dan karena itu, Indonesia adalah bangsa yang benar-benar beruntung.
Ketika nanti Indonesia mempunyai jutaan generasi muda baru yang kuat, revolusi besar akan segera terjadi. Seperti syair "Loe Harus Grak", Kalau Tuhan mengijinkan, pasti Menang!!
Baca aja berita Awardnya disini
3 comments:
pak, saya sangat interest dengan tulisan2 bapak...inspiring gtu...sy ingin menularkan semangat itu k temen2,serta saya sendiri...sekalian minta izin untuk meng-copast beberapa artikel untuk dipasang d blog saya d dpr1nc3.wordpress.com
boleh saja, tetapi berhubung beberapa artikel akan diterbitkan, maka tidak semua bisa dikopi. silakan kalau ada artikel tertentu yang ingin anda taruh di website anda silakan anda ajukan permohonannya, nanti akan kami pertimbangkan. trims, Eko Laksono.
abis baca trus koment..
Post a Comment