Talent will not,
nothing is more common than unsuccessful men with great talent.
Genius will not, unrewarded genius is almost a proverb.
Education will not, the world is full of educated derelicts.
Persistence, determination alone are omnipotent.
Warren Bennis
Warren Bennis and Burt Nanus (1997) "Leaders"
Tuesday, March 24, 2009
KEPEMIMPINAN
Friday, March 13, 2009
Tuesday, March 10, 2009
Pesawat F-22 Raptor
Yuk kita lihat mbak-mbak sama mas-masnya yang lagi kerja di pabrik.
Pabrik F/A-22 Raptor.
Keywords :
Quality control, business process reengineering
business efficiency, business excellence, product excellence
Lihat juga, Pesawat-pesawat tercanggih generasi 4.5 dan 5
Monday, March 9, 2009
MENJELANG KEBANGKITAN INDONESIA, Kumpulan Artikel Terbaik Kompas
Bagaimana seandainya?
Bagaimana seandainya banyak orang Indonesia, dan terutama kaum intelektual, ternyata sudah tahu bagaimana caranya Indonesia bisa bangkit? Tidak saja bangkit, tapi bangkit menjadi sebuah bangsa besar dan sangat unggul di dunia?
Mereka mempelajari bangsa-bangsa terbesar dalam sejarah manusia, dan mendapatkan Rahasianya. Rahasia menjadi bangsa terunggul di dunia. Apa rahasianya bangsa-bangsa maju? Kenapa mereka yang dulu tertinggal dan terbelakang, bisa berubah, dan menjadi bangsa terunggul di dunia? Apa yang terjadi? Apa yang dilakukan oleh para pemimpin mereka?
Anda, akan mendapatkan jawabannya dalam kumpulan tulisan-tulisan terbaik ini.
"Afhankelijkheid"
Kompas, Sabtu, 20 Desember 2008
Sri-Edi Swasono
Tentu menyedihkan saat beberapa pekan lalu saya memberi kuliah tamu di Hankuk University of Foreign Studies (HUFS) Seoul. Saat itu seorang mahasiswa bertanya, ”Prof Ahn Young Ho 30 tahun lalu bilang kepada murid-muridnya di HUFS bahwa Indonesia amat berpotensi menjadi negara maju di Asia.
Kini Prof Koh Young Hun, salah satu murid Prof Ahn Young Ho 30 tahun lalu itu, mengatakan kepada kami hal serupa, Indonesia amat berpotensi menjadi negara maju. Mengapa berpotensi melulu, kapan majunya?”
(Untuk lanjutan selengkapnya, lihat link di bawah).
"Menjelang Kunjungan Hillary Clinton"
Selasa, 17 Februari 2009, 23:57 WIB
Abdillah Toha
Seberapa pentingkah Indonesia bagi AS? Pada November 2008, National Intelligence Council (NIC) AS merilis Global Trends 2025: ”A Transformed World”. Dokumen setebal 99 halaman yang bersifat unclassified itu menyebut potensi Indonesia untuk berperan penting pada dekade mendatang, masa-masa saat hegemoni AS dan Eropa menurun.
Signifikansi potensi Indonesia secara khusus dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan yang secara umum memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, seperti Singapura dan Malaysia. Singapura secara singkat disebut sebagai salah satu bentuk kapitalisme negara (state capitalism), sementara Malaysia dipandang sebagai negara yang produksi sumber daya alamnya kian menipis.
"Abad Pertarungan Talenta"
Sabtu, 27 Januari 2007
Siswono Yudo Husodo
Tahun 1943, PM Inggris Winston Churchill di Harvard University, AS, mengatakan, "The empires of the future will be empires of the mind. The battles of the future will be battles for talent" . The old battles for natural resources are still there, but they are being supplemented by new ones for talent; not just among companies, but also among countries (which fret about the "balance of brains").
"Indonesia dan Politik Waktu"
Jumat, 13 Februari 2009, 00:21 WIB
Oleh Geger Riyanto
Empat puluh dua tahun lalu, Richard Nixon sebagai Presiden AS dengan jelas mendefinisikan Indonesia: dengan 100 juta penduduk beserta jajaran pulau sepanjang 300 mil yang mengandung sumber daya alam paling kaya di kawasannya, Indonesia merupakan hadiah terbaik di Asia Tenggara. Indonesia adalah sebuah hadiah bagi kekuatan-kekuatan besar itu.
"Menembus Pandang ke Tahun 2030"
Rikard Bagun, Wakil Pemimpin Redaksi Harian Umum Kompas
Jumat 19 Mei 2006
Tahun 1800, Amerika Serikat lebih miskin daripada Kuba dan Argentina, tetapi AS kini menjadi begitu kaya. Kenapa? Tahun 1960-an Jepang adalah negara miskin, dan barang-barang bikinannya sangat dihina. Namun, kini semua mengakui Jepang sebagai negara hebat. Mengapa?
"Kompetisi Menuju 2030"
Agnes Aristiarini
Jumat, 19 Mei 2006
Kamboja, misalnya, tahun 1200 termasuk negara terkaya. Demikian juga Peru dan Meksiko yang sangat mencengangkan pada tahun 1500, atau Lebanon yang makmur pada tahun 1960-an. Sekarang mereka termasuk negara yang kekurangan. Sebaliknya Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura yang dulu miskin kini menjadi negara kaya yang memengaruhi dunia. Mengapa?
Jawaban kedua persoalan itu ternyata sama..
Tim Olimpiade Fisika Indonesia, misalnya, dalam kurun waktu 12 tahun telah mengirim 70 siswa yang berasal dari berbagai daerah: dari Banda Aceh, Pematang Siantar, Magelang, Kediri, Gianyar, sampai Jayapura. Dari jumlah itu sudah diperoleh 22 medali emas, 11 perak, dan 34 perunggu.
Para pemenang Olimpiade Fisika ini kini tersebar di berbagai perguruan tinggi terbaik dunia dan menunjukkan prestasi luar biasa. Ada yang PhD pada usia 23 tahun, lulus S1 pada usia 16 tahun, dan menjadi profesor usia 25 tahun. Semua itu menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya manusia yang amat tinggi.
"Iptek, Politik, dan Politisi"
Rabu, 25 Februari 2009, 04:01 WIB
Ninok Leksono
”Hanya ilmu pengetahuan sajalah yang dapat memecahkan masalah-masalah kelaparan dan kemiskinan, insanitasi dan buta aksara, takhayul dan hilangnya adat istiadat, habisnya sumber daya, atau sebuah negeri kaya yang didiami oleh penduduk miskin…. Siapakah sesungguhnya yang sanggup mengabaikan iptek sekarang ini? Pada setiap kesempatan kita pasti membutuhkan bantuannya.... Masa depan ditentukan oleh iptek dan orang-orang yang bersahabat dengannya.
(Jawaharlal Nehru, dikutip dari ”India Perspectives”, 8/2008)
"Budaya Unggul dan Investasi SDM"
SURYOPRATOMO
Rosihan Anwar menunjuk India sebagai contoh. ”Lima puluh tahun lalu ketika India memutuskan untuk fokus pada human investment, banyak negara yang mencemooh. Untuk apa melahirkan banyak doktor, sarjana di bidang keuangan dan bidang sains, kalau negaranya tetap miskin,” kata Rosihan.
Cemoohan itu, menurut Rosihan, wajar muncul karena kaum intelektual India itu tidak mendapatkan tempat di negerinya. Bangsa India justru berdiaspora, bertebaran di banyak negara, bekerja di negeri orang.
”Ketika jumlahya masih terbatas dan lapangan kerja di dalam negerinya masih terbatas, orang India yang pintar-pintar terpaksa pergi ke Amerika, ke Inggris, ke Australia untuk bekerja. Tetapi ketika critical mass-nya tercipta, India bisa membangun negaranya sendiri,” kata wartawan senior itu.
"Revolusi Pengetahuan, Kemiskinan, dan Politik"
Jumat, 27 Februari 2009, 00:34 WIB
ARY MOCHTAR PEDJU, Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, Anggota Dewan Pendidikan Tinggi Depdiknas.
”Deng Xiao Ping and his allies identified technological progress as key to modernization, a ticket to military power and to economic growth and prosperity” (Oded Shenkar, The Chinese Century, Wharton School Publishing, 2006).
Tulisan ”Iptek, Politik, dan Politisi” (Ninok Leksono, Kompas, 25/2) amat mengena bila diperhatikan program-program dan iklan parpol/politisi di TV dan media lain yang tak pernah menyinggung topik iptek. Acara-acara itu mengesankan ilmu pengetahuan dan teknologi tak terkait masalah-masalah kemiskinan, ledakan penduduk, kesehatan, energi, lingkungan yang rusak, pemanasan bumi, jender, bahkan politik!
"Indonesia Unggul, Mungkinkah?"
Jansen H Sinamo
Sabtu, 10 Desember 2005
Jadi, tak ada keunggulan jika orang pekak terhadap panggilan Suara Tuhan, Suara Rakyat, atau Suara Ibu Pertiwi. Menjadi tegas pula, fondasi segala prestasi-keunggulan-keakbaran adalah spiritualitas: nurani yang jernih, hati bening, akal budi yang cerah.
Korea Selatan pernah luluh lantak seusai Perang Korea, kini tampil gagah di serambi depan bangsa-bangsa maju. Apa rahasianya? Samuel Huntington dalam Culture Matters (2000) memberi jawaban tegas: ..
"Sains, dan Pendidikan China Vs Kita"
Ary Mochtar Pedju
Kompas 24 November 2005
”Since 1978, China has been the world's most successful economy…. The engines of growth are still running strong…. The basic reason for the growth is specifically adopting the technologies of the leading innovating countries” (Jeffrey Sachs, The End of Poverty, 2005).
Pada dasarnya Sachs kagum dengan pembangunan di China yang dalam 20 tahun dapat mengurangi kemiskinan penduduknya lebih dari satu miliar, dari 64 persen (1981) menjadi 17 persen (2001).
"Indonesia, Korsel, dan Visi 2030"
Syamsul Hadi Direktur Eksekutif Centre for International Relations Studies (CIReS) FISIP-UI. Kamis 3 Mei 2007.
Keberhasilan Korsel untuk menjadi anggota OECD pada tahun 1996 merupakan pengakuan keberhasilan pembangunan negeri itu, yang mendudukkannya sejajar dengan negara-negara yang lebih dulu maju. Indonesia maupun Korsel sama-sama merdeka seusai Perang Dunia II. Memiliki kekayaan alam yang minim dibandingkan dengan Indonesia, infrastruktur ekonomi warisan Jepang di Korsel bahkan hancur akibat Perang Korea 1952-1954. Mirip Indonesia, Korsel baru berkonsentrasi pada pembangunan ekonomi sejak tahun 1960-an saat Jenderal Park Chung-hee duduk di tampuk kekuasaan.
"Dana Minim, Unggul di TI"
SMA Plus PGRI Cibinong
Kompas, Rabu 6 September 2006
"Mengubah guru bukan perkara yang gampang. Tiga bulan pertama kami menghadapi tantangan yang luar biasa," kata Basyarudin.
"Rahasia Sekolah Bermutu, Murah, dan Menyenangkan"
SMP Alternatif Qaryah Thayyibah
Kompas Rabu, 23 Maret 2005
BILA pada umumnya anak-anak merasa bergembira bila sekolah libur atau pulang lebih awal, siswa SMP Alternatif Qaryah Thayyibah di Desa Kalibening, Salatiga, Jawa Tengah, justru paling susah bila disuruh pulang dari sekolah. Padahal, jam belajar di SMP Alternatif Qaryah Thayyibah lebih panjang dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain.
Senin, 14 Juli 2008, 01:28 WIB
Oleh Rikard Bagun
Ibarat burung malam minerva, yang dijadikan simbol kebajikan dalam mitologi Yunani karena ketajaman indra penglihatannya menembus pekatnya kegelapan malam, kaum intelektual dengan ketajaman visinya dituntut menjadi sumber pencerahan di kegelapan zaman.
"Resolusi"
L. Wilardjo, Guru Besar Fisika UK Satya Wacana
Dengan semangat bushido dan tekat samurainya, bangsa Jepang menggarap Restorasi Meiji yang dicanangkan di masa bertakhtanya Kaisar Matsuhito.
Jepang tak mau kalah maju dengan Barat. Segala daya dan dana dikerahkan untuk menimba iptek dari Eropa. Dari sebuah negara tertutup yang diwarnai persaingan berdarah di antara para shogun penguasa perang (warlords) yang dijumpai Komodor Perry di dasawarsa awal, abad ke-19, Jepang muncul sebagai negara modern yang sejajar dengan negara-negara Barat yang maju.
Menjelang Kunjungan Hillary Clinton, Abdillah Toha
Abad Pertarungan Talenta, Siswono Yudo Husodo
Indonesia dan Politik Waktu, Geger Riyanto
Menembus Pandang ke Tahun 2030, Rikard Bagun
Kompetisi Menuju 2030, Agnes Aristiarini
Iptek, Politik, dan Politisi, Ninok Leksono
Budaya Unggul dan Investasi SDM, Suryopratomo
Revolusi Pengetahuan, Kemiskinan, dan Politik, Ary Mochtar Pedju
Indonesia Unggul, Mungkinkah? Jansen H Sinamo
Sains, dan Pendidikan China Vs Kita, Ary Mochtar Pedju
Indonesia, Korsel, dan Visi 2030, Syamsul Hadi
Rahasia Sekolah Bermutu, Murah, dan Menyenangkan, SMP Alternatif
Sunday, March 8, 2009
Saturday, March 7, 2009
THE WATCHMEN
Kayaknya film bagus banget nih. Sudah main di Amerika. Sebelum nonton lihat reviewnya dulu.
Mick LaSalle, Chronicle Movie Critic, * * * *
Director Zack Snyder is beginning to look like the best thing to happen to the action movie in this decade. His new picture, "Watchmen," achieved a psychological sophistication that "The Dark Knight" aimed for but didn't quite reach.
Roger Ebert, Chicago Suntimes, * * * *
The film is rich enough to be seen more than once.
Thursday, March 5, 2009
Intan Termahal di Dunia
Wittelsbach Diamond, Desember 2008
intan termahal dalam sejarah dunia. Pada Desember 2008 batu ini terjual dengan harga US$ 23.4 Juta di Christie's London, menjadikannya berlian termahal di dunia.
Total karatnya memang benar-benar istimewa, 35 karat, dan warnanya biru keabu-abuan. Intan sangat bersejarah ini telah dimiliki raja Spanyol Philip IV sejak tahun 1664, masa dimana kerajaan Spanyol menguasai dunia.
Intan dianggap sebagai material terkeras di dunia, dengan skala kekerasan Mohs 10, alias sempurna. Jadi tidak ada material yang lebih keras di dunia daripada intan.
Well, para ilmuwan telah lama menemukan material yang 58% lebih keras dari intan. Material super bernama mineral Lonsdaleite. Material ini bisa terbentuk alami maupun dibuat di laboratorium khusus.
Di alam, material super keras ini terbentuk akibat tumbukan meteor yang dahsyat yang jatuh ke bumi seperti di Antartika, Meteor Crater di Arizona dan lokasi kejatuhan meteor raksasa di Tunguska Rusia.
Dan pada Februari 2009 ini, para ilmuwan dari Universitas Nevada dan Universitas Shanghai berhasil menciptakan material Lonsdaleite yang mencapai 80% lebih keras dari intan.