Saturday, December 26, 2009

SKANDAL BANK CENTURY : Panduan Ringkas dalam 5 Menit



KASUS SKANDAL BANK CENTURY, PANDUAN RINGKAS

Oleh Eko Laksono


Sebenarnya saya malas untuk memikirkan kasus Skandal Bank Century ini.
Saya kira sudah banyak yang meributkannya tanpa perlu ada tambahan satu orang lagi. Tapi karena ternyata banyak orang ikut mikirin dan bikin ruwet pikiran banyak orang, saya mencoba menyederhanakan ini semampu saya.

Apa sih sebenarnya ribut-ribut Bank Century ini? Selamat menikmati.

Dasarnya sederhana :
1. Bank Century adalah bank kecil yang ternyata dikelola orang nggak bener. Tanggal 13 November 2008, Bank Century kolaps karena kalah kliring.
2. Pemerintah dan BI di saat yang genting karena takut masalahnya meluas dan mendorong Indonesia ke jurang krisis ekonomi memutuskan mem-bail out Bank Century .
3. Banyak yang tidak setuju bail-out karena menilai Bank Century terlalu kecil, tidak signifikan, dan ada kemungkinan penyimpangan.

MASALAHNYA :

Masalahnya, dan ini yang bikin semua orang bingung, tidak ada definisi atau benchmark yang jelas dan terukur, secara matematis, baik di Indonesia maupun dunia, untuk mengukur dampak strategis kerusakan sebuah institusi keuangan pada ekonomi secara umum. Bila salahsatu faktor penentunya adalah faktor psikologis (irasionalitas) pasar dan masyarakat, bagaimana mengukurnya?

Mudah kan? Sekarang detail ringkasnya.

1. Kekacauan awal di Bank Century.
a. Kelemahan manajemen, penggelapan dana valuta asing, pemberian kredit yang sembarangan, dan penempatan dana investasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
b. Mulai ramai setelah kekacauan reksadana Antaboga Deltasekuritas yang dikeluarkan Bank Century. Demo nasabahnya yang tertipu sering diliput televisi karena penampilan Sri Gayatri yang selalu tampil atraktif.
c. Dana Bank Century ternyata juga dibobol pemiliknya sendiri, Robert Tantular.
Tanggal 1 Juni 2009, Jampidum Abdul Hakim Ritonga mengindikasikan adanya aset Robert Tantular senilai Rp 10 Trilyun di Hong Kong.
(Kwik Kian Gie menyatakan, Bank Century awalnya adalah gabungan dari bank-bank kecil yang juga dianggap bermasalah seperti Bank CIC, Danpac, dan Bank Piko).

2. Sebelumnya, November 2008, Pemerintah, Bank Indonesia, KKSK, dan DPR karena takut kasus Bank Century jadi sistemik dan mengguncang ekonomi Indonesia di awal krisis global, terpaksa menyetujui bail-out. Bail out yang disetujui, Rp 632 Milyar. (KKSK : Komite Stabilitas Sistem Keuangan).

Note 1 :
Krisis ekonomi 1997 yang dimulai dari krisis bank-bank kecil menyebabkan Pemerintah dan BI harus mengeluarkan dana BLBI yang nilai totalnya mencapai Rp 600 Trilyun.

3. Demi menjaga stabilitas ekonomi, kriminal atau tidak, bobrok ngga bobrok, Bank Century ini harus diselamatkan at all cost.

4. Dana talangan yang dikucurkan BI terus naik mencapai Rp 6,3 Trilyun. Digelontorkan sejak 23 November 2008.
Dasarnya karena masalahnya membesar dan Bank Indonesia harus menambah suntikan dana (Perppu Nomor 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan). Kalau ini tidak dilakukan, kerugian yang ditimbulkan oleh krisis ekonomi akan jauh lebih masif.

5. Alasan utama bail-out Bank Century, versi Pemerintah dan BI :
Bail out harus dilakukan karena bisa secara sistemik merembet dan mengguncang ekonomi nasional, melalui :

a. terganggunya sistem pembayaran nasional,
b. guncangan pada stabilitas pasar uang, nilai rupiah, dan menurunnya cadangan devisa,
c. merembet ke bank-bank lain --> Rush,
d. pelarian besar-besaran modal ke luar negeri,
e. masuk ke sektor riil,
f. dan akhirnya, faktor psikologis masyarakat dan pasar yang tidak rasional, terutama saat krisis global, membuat ini bisa mengguncang ekonomi Indonesia secara umum.
g. Indonesia bisa masuk jurang krisis ekonomi jilid II (lihat Note 1).

Note 2 :

Indonesia dan terutama Menkeu Sri Mulyani diakui dunia sebagai salahsatu negara terbaik dalam menangani krisis ekonomi (lihat juga laporan Newsweek Januari 2009, ”Indonesia : As Good As it Gets”). Di dunia, hanya ada 3 negara yang masih tumbuh diatas 4%, China, India, dan Indonesia. Hampir semua negara, bahkan negara-negara maju seperti Amerika dan Jepang, ekonominya anjlok.

6. Untuk menyelamatkan Bank Century, BI juga merubah aturan syarat kecukupan modal (CAR), dari 8% menjadi 0%. Perubahan peraturan termasuk juga memungkinkan deposan-deposan besar diatas Rp 2 milyar yang sebelumnya tidak dijamin, bisa mendapatkan uangnya kembali.

Alasan :
Bank Indonesia mengkhawatirkan, bila ini tidak dilakukan, maka bisa men-trigger pelarian pemilik modal besar secara besar-besaran ke luar negeri, seperti Singapura dan Hongkong.

7. Pendapat Kontra Bail-out :
a. Bank Century terlalu kecil untuk bisa mempengaruhi sistem keuangan dan ekonomi Indonesia secara umum. Aset Century cuma 0,05 persen dari total aset perbankan Indonesia.
b. Bank Century diselamatkan bukan karena faktor sistemik, tapi konspirasi sementara pejabat BI untuk menyelamatkan deposan besar, seperti Budi Sampoerna dengan simpanan Rp 2 Trilyun (diantaranya pendapat ICW).
c. Para deposan besar ini diantaranya adalah penyumbang kampanye SBY (status : rumor, belum ada bukti, dan buku "Gurita Cikeas").
d. Kekacauan Bank Century awalnya adalah kelemahan Bank Indonesia dalam mengawasi bank nakal. BI harus bertanggung jawab.

Para tokoh kontra bail out : Kwik Kian Gie, Anwar Nasution (Ketua BPK), mantan Wapres Jusuf Kalla, Amien Rais, ekonom Imam Sugema, dll.

8. Wapres Jusuf Kalla
Wapres saat itu, Jusuf Kalla menganggap kasus Bank Century adalah perbuatan kriminal. Jusuf Kalla tidak diajak meeting soal Bank Century. Dia pernah memerintahkan Kapolri agar semua pemimpin Bank Century ditangkap. Wapres Jusuf Kalla juga menganggap di Indonesia tidak ada krisis yang signifikan (maaf ya pak, tapi ini saya jelas tidak setuju).

9. KPK dan BPK
KPK meminta BPK yang dipimpin Anwar Nasution mengaudit Bank Century. KPK dan Anwar Nasution percaya ada indikasi korupsi dalam penyelamatan Bank Century. KPK juga menyadap salahsatu petinggi Polri.

10. Polri
Ada yang menduga ada oknum Polri (buaya) terlibat ”menjaga” oknum-oknum yang terkait Bank Century karena dianggap ”proyek kelas kakap”. Beberapa pihak juga mengaitkan ini dengan ditangkapnya 2 petinggi KPK, Bibit dan Chandra beberapa waktu lalu tanpa ada bukti yang jelas, demi menghambat pengusutan kasus Century.

11. Banyak yang sekarang sudah menempatkan Sri Mulyani dan Boediono sebagai tersangka. Tapi sebenarnya masih ada 2 kemungkinan :
a. Sri Mulyani dan Boediono adalah bagian dari konspirasi besar semata-mata demi menyelamatkan dana pihak Century dan orang-orang yang terkait Century.
b. Sri Mulyani dan Boediono-lah yang telah menyelamatkan ekonomi Indonesia sehingga saat ini Indonesia tidak terjerumus krisis yang lebih hebat. Yang melakukan tindak penyelewengan hanyalah segelintir orang, Robert Tantular, pemilik Bank Century yang menggondol dana Bank Century, dan beberapa oknum di BI (baik kriminal atau lengah).

12. Dua logika berlawanan yang bisa terjadi.
a. Bank Century tidak perlu diselamatkan, karena Indonesia tidak krisis.
b. Indonesia berhasil tidak masuk krisis, justru karena Century diselamatkan.
Faktanya adalah saat itu adalah awal mula krisis global di negara maju yang bisa merembet ke Indonesia, dan banyak orang kaya di Indonesia yang jelas grogi dengan keamanan uangnya di Indonesia.

13. Alasan riil Angket Bank Century oleh DPR bisa ada 3 :
a. DPR ingin memperjuangkan rakyat.. hmmm...
b. Pihak-pihak di DPR ingin main politik, baik itu untuk menjatuhkan pemerintah, merebut kemenangan di Pemilu berikutnya, maupun untuk semata-mata meningkatkan daya tawar politik.
c. Lupa masih banyak urusan lain yang lebih kritis, seperti tingkat pengangguran yang terus bertambah dan daya saing nasional Indonesia yang makin menurun.

Sekarang yang memikirkan masalah ini siapa?

7 comments:

Rizky said...

menyederhanakan yang rumit... terima kasih pencerahannya

Eko Laksono said...

trims mas Rizky. selalu menyenangkan mendengar tulisan disini bermanfaat buat orang lain. salam, eko.

Anonymous said...

wow. saya jadi tercerahkan...
makasih ya mas eko...
izin dimuat di blog saya ya...

Eko Laksono said...

Hai Mumtaz, makasih juga dan silakan aja. salam, eko.

Lesehan Nirwana Bambu said...

Makasih mas Eko, saya ngelink-kan alamat anda di facebook saya...
Sy setuju anda,Bangsa Berpenduduk dan wilayah besar ini masih saya berwawasan kecil..... Pemimpinnya (Politik) masih sibuk cari perhatian sana sini, tidak peduli skala prioritas bangsa, rakyatnya jg mudah terombang ambing tanpa sikap yg jelas....

Who Know Me said...

good job !!!!! sama kayak pikiran gue

Anonymous said...

ijin ngutip ya mas..
:)