Monday, July 23, 2007

THE SUPERPOWERS I


Bangsa-Bangsa Terunggul di Dunia.

13–24 November 2006. Televisi pusat China CCTV menayangkan program dokumenter 12 episode berjudul "The Rise of the Great Powers." Program ini membahas 9 bangsa terkuat dalam sejarah dunia:
1. Portugis
2. Spanyol
3. Belanda
4. Inggris
5. Prancis
6. Jerman
7. Jepang
8. Rusia
9. Amerika.
Ini adalah hasil penelitian ekstensif ahli-ahli sejarah utama Cina, disertai rangkuman pendapat para intelektual dunia, dari Paul Kennedy (penulis buku terkenal "The Rise and Fall of the Great Powers"), sampai Joseph E. Stiglitz, salahsatu pemenang Nobel ekonomi. Penelitian besar-besaran ini bertujuan untuk menemukan jawaban atas satu hal, bagaimana cara agar sebuah bangsa bisa menjadi bangsa terunggul di dunia.

Kenapa masih ada saja bangsa-bangsa yang tertinggal dan miskin sementara kita semua bisa belajar dari bangsa-bangsa lain? Bahkan dari bangsa-bangsa terunggul dalam sejarah umat manusia? para Superpowers?
Apa itu bangsa Superpower? Siapa saja mereka? Bagaimana cara mereka bisa menjadi Superpower? Bagaimana sejarahnya? Kapan awal kebangkitannya? Siapakah pemimpin-pemimpin terbesarnya? Apa tantangan-tantangan terbesar yang harus mereka hadapi, dan bagaimana mereka mengatasinya? Apa yang dilakukan para pemimpinnya? Faktor-faktor apa yang dianggap paling signifikan dalam mendorong kemajuan mereka?
Apa inti kehebatan mereka?

Beberapa referensi penting:
Michael Porter, "Competitive Advantage of Nations", 1990.
Robert C. Christopher, "The Japaneses Mind, The Goliath Explained", 1983.
Frank Gibney, "Japan: the Fragile Superpower", 1996.
Toffler, Alvin and Heidy, "Revolutionary Wealth", 2006
HG Wells, "Outline of History", 1931.
Friedman, "The World is Flat" (untuk trend terbaru abad 21), 2006, dan
Sachs, "The End of Poverty" (terutama kebangkitan Cina dan India).
Paul Kennedy, "The Rise and Fall of Great Powers".
T Harry Williams, Richard N. Current, Frank Freidel, "A History of the United States (Since 1785)".
Imperium III.

ZAMAN KEBANGKITAN BESAR II





“et ipsa Scientia, Potestas est”
Francis Bacon, 1597.



Desember 2006.

New York Times melaporkan televisi pusat Cina, CCTV, mulai menayangkan program dokumenter berjudul “The Rise of Great Powers”. Program ini menganalisis 9 bangsa terkuat dalam sejarah dunia, dari era Portugis-Spanyol, sampai Amerika dan Jepang. Ini adalah hasil riset para ahli sejarah Cina, termasuk rangkuman opini para intelektual dunia dari Paul Kennedy (“Rise and Fall of Great Powers”) sampai Stiglitz (peraih Nobel ekonomi).1 Beberapa waktu yang lalu Cina masih terbelakang. Sekarang mereka ingin menjadi yang terunggul di dunia.

Abad 15, 500 tahun yang lalu, Eropa berubah dari bangsa-bangsa terbelakang menjadi peradaban unggul, Renaissance. Sampai abad 16, Inggris masih kacau balau, bahkan sempat dipecundangi gadis dusun dari Prancis, Jeanne d’Arc. Lalu peristiwa besar terjadi. Francis Bacon mengeluarkan “petuah dahsyatnya”, et ipsa Scientia Potestas est (Meditationes Sacræ, De Hæresibus, 1597). Atas dasar ini Inggris berubah menjadi penguasa dunia. 1868, Jepang yang terbelakang akibat politik isolasi Tokugawa, bangkit di era Restorasi Meiji (Meiji Ishin).

Indonesia menjelang akhir abad 19, Kartini, yang umurnya baru 20 tahun, dengan pemikirannya yang tajam memicu reaksi berantai di negeri Belanda dan tanah Nusantara. (Kartini;Biografi, Sitisoemandari). Politik Etis dijalankan. Manusia-manusia unggul mulai bermunculan. Berikutnya muncul Wahidin Sudirohusodo, Soetomo, Tjokroaminoto, lalu Sukarno-Hatta. Het wonder is geschied, Keajaiban terjadi. Indonesia bangkit menjadi salahsatu bangsa terbesar, dan paling kompleks dalam sejarah manusia.

Kebangkitan Besar telah banyak terjadi dalam sejarah dunia, juga Indonesia. Apa yang terjadi di sana? Apa kunci Renaissance, kemajuan Inggris, Restorasi Meiji, dan Kebangkitan Nasional Indonesia?

Inti Kebangkitan Sudah Diketahui

Kita tentu bisa melihat sejarah semua bangsa-bangsa besar. Proses Kebangkitan mereka. Ribuan buku juga telah ditulis tentang esensi dari kemajuan peradaban/bangsa. Sejak Gibbon (Decline and Fall, 1776), pertanyaan kenapa sebuah bangsa bisa bangkit, maju atau mundur menjadi populer. Toynbee (A Study of History) mengemukakan konsep challenge-response dan minoritas kreatif.

Ada yang membahasnya dari sisi ekonomi seperti Adam Smith, atau Porter (Competitive Advantage of Nations), ada juga Stiglitz dan Sachs. Kemajuan berdasarkan teknologi dipaparkan Jared Diamond, “Guns, Germs, and Steel”, atau Friedman (The World is Flat). Dari sisi social capital ada Francis Fukuyama (Trust) atau “Culture Matters” (Harrison/Huntington). Banyak yang spesifik membahas satu bangsa tertentu, “keajaiban” Jepang misalnya. Tapi semuanya hanya akan bersumber dari satu hal.

Bahkan Kartini pun sudah tahu apa rahasia Kebangkitan bangsa, begitu pula Sukarno-Hatta. Bukankah kemudian Indonesia bangkit menjadi bangsa besar?

Kesamaan Kebangkitan Dunia, dan Indonesia

Renaisans adalah era dimulainya transfer besar-besaran ilmu klasik Yunani dari Andalusia dan Konstantinopel. Seluruh Eropa belajar, dan bangkit. Skalanya makin revolusioner saat penemuan Mesin Cetak Gutenberg. Et ipsa scientia potestas est bermakna Pengetahuan adalah Kekuatan. Inggris mengembangkan sains sebesar-besarnya untuk mengalahkan para pesaingnya saat itu, Spanyol, Belanda, dan Prancis. Terjadilah Revolusi besar Sains dan Industri Inggris.

Semboyan terbesar Restorasi Meiji adalah Wakon Yosai, “Semangat Jepang - Pengetahuan Barat”. Bahkan dalam Meiji Charter Oath dinyatakan, “Pengetahuan akan dicari ke seluruh penjuru dunia dan dasar-dasar kekuasaan kekaisaran akan diperkuat”. Jepang belajar bukan untuk maju, mereka ingin mengalahkan Barat (Haiducek, Japanese Education, 1991).2

Kartini menyatakan “Pendidikan, sekali lagi Pendidikan adalah jalan keluar bagi semua masalah dan kesengsaraan bangsa.” Ia tahu Belanda sengaja menelantarkan pendidikan karena itulah kunci utama untuk melemahkan sebuah bangsa.3 Visinya begitu tajam hingga bahkan penasehat ahli Menteri Belanda, Mr. Slingenberg perlu meminta pendapatnya untuk menjalankan Politik Etis. (Lihat visi besar Kartini dari “Kartini;Biografi”, karya Sitisoemandari Soeroto, tidak dari “Habis Gelap Terbitlah Terang”).

Sukarno kembali menunjukkan bahwa yang mampu melepaskan bangsa dari jerat imperialisme hanyalah pendidikan unggul yang mampu membangkit-bangkitkan semangat, energi, dan kegagahan rakyat yang dahsyat. (Indonesia Menggugat, 1930, Kontra Kemunduran, Kontra Dekadensi Akal Budi).4 Pembelajaran yang unggul ini lalu juga dibakar oleh keinginan untuk merdeka, menghasilkan daya belajar yang dahsyat. Indonesia Merdeka, 17 Agustus 1945.

Kebangkitan Besar Indonesia II

Semua Kebangkitan Besar berujung pada satu hal. Revolusi pembelajaran berskala masif dalam kualitas dan intensitas yang tinggi yang akan menciptakan berjuta-juta manusia unggul. Belajar, akan menjadi fokus utama dari seluruh upaya bangsa itu, semua pemimpin dan rakyatnya.

Kadang revolusi besar ini dipicu oleh beberapa “manusia istimewa” (creative minority, promethean5). Tapi mereka bukanlah Ratu Adil yang “turun dari langit”, melainkan hasil akumulasi pembelajaran bangsa itu akhirnya mengkristal, termasuk pembelajaran tokoh-tokoh sebelumnya6 (seperti Sukarno–Tjokroaminoto-Samanhoedi).

Tantangan kritis yang terjadi (Golden Means, Toynbee, biasanya ancaman terhadap bangsanya) justru mempertajam kepekaan sosial mereka dan mendorongnya untuk belajar dan berjuang habis-habisan, bahkan dalam skala yang heroik. Mereka lalu berjuang mentransfer segala ilmu, budaya dan kinerja unggul mereka kepada seluruh bangsanya.

Hasilnya, sebuah masyarakat baru yang berpengetahuan tinggi, kreatif, memiliki optimisme baru, mampu merespons tantangan, memanfaatkan teknologi, mempunyai keeratan sosial dan daya juang yang unggul. Energinya begitu dahsyat, tidak saja 1001 masalah yang tadinya terkunci rapat akan mulai terurai, tapi bangsa itu juga akan mulai mengalahkan bangsa-bangsa lainnya.

Inilah inti Kebangkitan Besar Peradaban. Dan hanya dari proses besar inilah Kebangkitan akan terjadi. Cara memulainya mudah, semua peradaban besar belajar dari proses Kebangkitan peradaban besar lainnya dan kebesarannya di masa lalu, seperti China diatas. Lalu proses belajar unggulnya diakselerasikan sampai akhirnya jumlah dan kualitas manusia-manusia unggul akan mencapai titik kritisnya, Critical Mass.

Dan seperti semua peradaban besar lainnya, bangsa Indonesia juga akan belajar, termasuk dari jaman kegelapannya. Kita dulu pernah mengalami Kebangkitan Besar (1908). Sekarang kita bisa mulai kembali belajar darinya, juga kebangkitan bangsa-bangsa besar lain, Barat, Jepang, Cina. Kita juga belajar dari Singapura, Malaysia, Korea Selatan, India. Dan satu hal penting. Bila kita dapatkan esensi semuanya, bukan tidak mungkin kebangkitan yang akan datang bahkan akan lebih besar dari sebelumnya. Sebuah Zaman Baru.

Inilah saatnya Indonesia mengulangi proses pembelajaran besarnya. Bangkitlah Indonesia, inilah saatnya Kebangkitan Besar kita.

Eko Laksono
20 Juli 2007





Referensi dan catatan:

1. Kahn, Joseph, "China, Shy Giant, Shows Signs Of Shedding Its False Modesty.", New York Times, 9 Dec. 2006.

2. Japanese Education Made in USA, Nicholas Haiducek, Praeger Publishers, 1991, hal 19.
“Education was a tool of the state to be used to turn out obedient, loyal, reliable subjects who could serve as the basis for the creation of a modern, powerful nation, second to none.”

3. Kartini sebuah Biografi, Sitisoemandari Soeroto, Djambatan, 2001, Hal 124
“Pendidikan sekali lagi Pendidikan oleh Kartini dianggap sebagai sebagai jalan keluar dari semua masalah bangsa… Kartini menyadari Belanda dengan sengaja menelantarkan pendidikan rakyat, agar rakyat tetap mau menggarap sawah dan tetap mau bilang “nun inggih” pada tiap perintah yang diberikan padanya… Pemerintah Hindia Belanda hanya bertindak sesuai dengan watak setiap kolonialis, yaitu membiarkan rakyat jajahannya berdegenerasi menjadi bodoh dan melarat, supaya dapat dijajah selama-lamanya. Lebih baik jangan dibuat pandai! Bangsa yang bodoh dan melarat dapat lebih mudah dikuasai daripada bangsa yang terdidik dan berpengetahuan tinggi.”

4. Indonesia Menggugat (1930), Bung Karno, Gunung Agung 2001, hal 128-129
“… maka rakyat kami (oleh kaum imperialis) dibikin rakyat yang ‘hidup kecil’ dan ‘nrima’, rendah pengetahuannya, lembek kemauan­nya, sedikit nafsu-nafsunya, padam kegagahannya, rakyat ‘kambing’ yang bodoh dan mati energinya…Kami, kaum PNI, mencoba memberantas penyakit ini dengan mengadakan lebih banyak pendidikan rakyat, menyokong sekolah-sekolah rakyat, mengurangi buta huruf di kalangan rakyat. Kami mencoba membangkit-bangkitkan dan membesar-besarkan kemauan rakyat akan nasib yang lebih memper-nasib manusia, menyalakan lebih banyak nafsu-nafsu di dalam kalbu rakyat. Kami berusaha menghidup-hidupkan lagi kegagahan rakyat, tenaga kemauan rakyat, energi rakyat sebagai sediakala, -rakyat yang kini ‘sudah mati kutunya itu’ … Energi rakyat inilah salah satu urat saraf pembentukan kekuasaan kami, -salah satu urat saraf penolak daya imperialisme, tetapi terutama sekali ialah urat saraf pendorong rakyat ke depan.”

5. Prometheus adalah Dewa yang memberikan kemampuan membuat api kepada umat manusia. Api adalah lambang kemampuan menciptakan sesuatu, teknologi. Api ini dicuri dari Zeus karena kepedulian Prometheus pada umat manusia dan karena Zeus sendiri tidak akan mau memberikan “kekuatan dewa” itu kepada manusia. Promethean adalah sebutan bagi manusia-manusia kreatif dan pemberani yang membawa pencerahan bagi orang lain.

6. Arnold J. Toynbee, A Study of History, Dell Publishing, New York, 1965, hal 606, The Creative Genius as a Saviour. Bahkan dalam zaman kehancuran manusia-manusia kreatif akan terus ada dan saling mempengaruhi satu sama lain.

“That the action which is an act of creation is always performed by a soul which is in some sense a superhuman genius… And that the action of the genius upon souls of common clay operates usually through the second-best expedient of a kind of social drill which enlists the faculty of mimesis (or imitation) in the souls of the uncreative rank and file and thereby enables them to perform “mechanically” an evolution, which they could not have performed on their own initiatives.”

“the change from growth to disintegration is not accompanied by any extinction of the creative spark. Creative personalities continue to arise...”.

“In primitive societies, mimesis is directed towards dead ancestors who stand, unseen but not unfelt, at the back of the living elders, reinforcing former prestige. On the other hand, in societies in process towards civilization, mimesis is directed towards creative personalities who command a following because they are pioneers. In such societies, the “cake of custom,” as W.H. Bagehot called it in his Physics and Politics, is broken.”


Catatan tambahan:

Adam Smith dikenal karena menolak segala bentuk campur tangan negara dalam perekonomian. Bahwa campur tangan negara akan selalu merugikan. Tapi dia justru sebaliknya mendorong campur tangan pemerintah dalam satu hal. Pendidikan. Baca “Wealth of Nations”:

Buku V, Bab 1, Bagian 3: Of the Expense of Public Works and Public Institutions.
“An instructed and intelligent people, besides, are always more decent and orderly than an ignorant and stupid one. They feel themselves, each individually, more respectable and more likely to obtain the respect of their lawful superiors, and they are therefore more disposed to respect those superiors. They are more disposed to examine, and more capable of seeing through, the interested complaints of faction and sedition, and they are, upon that account, less apt to be misled into any wanton or unnecessary opposition to the measures of government. In free countries, where the safety of government depends very much upon the favourable judgment which the people may form of its conduct, it must surely be of the highest importance that they should not be disposed to judge rashly or capriciously concerning it.”

Buku I, Bab 2
“The difference between the most dissimilar characters, between a philosopher and a common street porter, for example, seems to arise not so much from nature as from habit, custom, and education.”


Thursday, July 12, 2007

Pentingnya Kemajuan Teknologi, dalam Skala Galaktik

Michio Kaku, Civilization's Technological Level Speech.


Ini mungkin adalah salahsatu pidato terpenting dalam sejarah sains. Ini pidato dari Profesor Michio Kaku, fisikawan Amerika keturunan Jepang yang sangat berpengaruh dan dikenal luas. Pidato ini menekankan pentingnya akselerasi ilmu pengetahuan manusia, termasuk eksplorasi luar angkasa, untuk menciptakan peradaban baru umat manusia yang lebih tinggi.

Nikolai Kardashev, ilmuwan Rusia, membagi kemajuan teknologis peradaban menjadi 3 tingkat, Tipe 1, 2, dan 3 (Kardashev Scale). Tapi Michio Kaku masih menempatkan peradaban Bumi sebagai Tipe 0. Ini penjelasannya.

Peradaban Planet Tipe : 0
Peradaban di sebuah planet pada level ini berada di titik kritis. Banyak masalah yang dihadapi, seperti keterbatasan sumberdaya, keterbatasan sumber energi (yang terbatas hanya dari planet itu sendiri - minyak bumi), krisis ledakan penduduk, kerusakan ekologis, dan seterusnya.

Keterbatasan sumberdaya ini juga menyebabkan banyak masalah, dari kemiskinan sampai perang dan terorisme (efek dari “Uranium Barrier”). Peradaban level ini juga akan kesulitan menghadapi kemungkinan bahaya dari luar bumi, seperti asteroid, atau ledakan supernova (bahkan mungkin juga serangan dari “aliens”/ peradaban yang lebih maju).

Peradaban Planet Tipe : 1
Ini level peradaban yang lebih ideal. Disini peradaban itu sudah mampu mengendalikan planetnya. Dengan teknologi yang dimiliki mereka sepenuhnya mampu mengendalikan lautan, gunung api, bahkan cuaca, dan sudah
menjadikannya sebagai sumber energi utama.

Mereka bisa mencegah gempa bumi, ledakan gunung berapi, atau ombak berbahaya dari laut. Tidak ada lagi ancaman global warming atau datangnya jaman es baru. Permasalahan asteroid juga sudah bisa diatasi. Planetnya sudah menjadi tempat aman untuk ditinggali. Mereka juga bisa membangun kota-kota besar di tengah laut, tidak terbatas di darat saja. Di masa ini perjalanan luar angkasa sudah menjadi sesuatu yang biasa. Kolonisasi planet-planet terdekat mulai dilakukan.

Peradaban Planet Tipe : 2 (Stellar Civilization)
Mereka sudah tidak lagi memakai energi dari planetnya sendiri, tapi sudah mampu sepenuhnya mengeksploitasi energi raksasa dari Bintang yang ada di galaksi itu, Panas Matahari. Di saat ini peradaban itu sudah melakukan kolonisasi sampai ke planet-planet yang lebih jauh. Saat bumi terancam oleh sesuatu hal, bahkan bila akan terjadi Supernova, mereka sudah bisa mencegahnya atau bermigrasi ke planet lain.

Peradaban Planet Tipe : 3 (Galactic Civilization)
Di tahap ini sebuah peradaban tidak lagi hanya memanfaatkan matahari yang ada di galaksinya sendiri, tapi sudah memanfaatkan energi dari banyak matahari yang ada di banyak galaksi.

Level Kemajuan Teknologi Manusia, dan Perdamaian Bagi Seluruh Bumi

Kemajuan teknologi, pada akhirnya akan memungkinkan umat manusia mencapai level Keberadaan yang lebih tinggi, Tipe 1, 2, dan 3. Manusia akan mampu menghasilkan sumber energi yang sangat melimpah, dan jauh lebih aman bagi bumi. Hasilnya, kita nanti tidak perlu lagi berebut sumberdaya, tidak perlu lagi berperang. Kita juga tidak lagi perlu khawatir tentang bencana lingkungan yang sekarang mengancam bumi. Bumi, akan berubah menjadi tempat tinggal yang nyaman, dan damai. PEACE ON EARTH!

Teknologi angkasa luar, juga akan membantu manusia menemukan berbagai kemungkinan baru, yang bisa membuat hidup manusia lebih baik. Teknologi ini juga memungkinkan manusia menemukan peradaban lain yang lebih maju, yang mungkin bisa membantu manusia mengakselerasikan level peradabannya.

Bila manusia sudah mampu mencapai level 1, peradaban Bumi akan mengalami masa kedamaian sejati, kemakmuran yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah, dan lepas dari bahaya yang harus dihadapi peradaban Tipe 0.

Michio Kaku percaya, bahwa bila seluruh umat manusia bersatu dan benar-benar berusaha, sebuah Planet Bumi yang baru akan menjadi kenyataan dalam waktu 100 tahun..


Note : Semua negara maju di dunia, termasuk China dan India, sudah melakukan upaya-upaya riil untuk mengembangkan teknologi unggul, termasuk teknologi eksplorasi luar angkasa.


Milky Way dilihat dari Death Valley..

Wednesday, July 11, 2007

Film-film Paling Inspiratif


Tanpa urutan tertentu.

1. Shawshank Redemption

Kalau di masa sekarang, Andi Dufresne mungkin akan dianggap memiliki Emotional Intelligence yang super genius. Salahsatu film terbaik yang pernah dibuat. Seorang bankir muda mengetahui istrinya selingkuh. Istrinya lalu diketahui terbunuh dan dia dinyatakan bersalah. Ia harus mendekam di penjara untuk kejahatan yang tidak ia lakukan, 2 kali hukuman seumur hidup! Penjaranya sangat brutal, dimana para sipir tidak ragu membunuh tahanan yang tidak disukainya, bahkan ada gerombolan geng, 'The Sisters' yang suka memperkosa tahanan lainnya. Tapi Andy, sang bankir itu menghadapinya dengan cool, tenang, sampai akhirnya ia malah banyak mendapat teman, bahkan para sipir disana yang tadinya sangat brutal. Tapi ada kejutan yang lebih besar. Film yang jauh dari membosankan, sebaliknya penuh dengan kejutan-kejutan menyenangkan.

2. Gandhi

Ini adalah manual bagi semua orang besar. Bagaimana Gandhi yang tadinya cuma seorang pengacara biasa, orang biasa, kemudian terprovokasi untuk menyadarkan bangsanya yang dijajah oleh Kerajaan Inggris. Akhirnya dengan kemauan yang luar biasa, keberanian dan kecerdasan ia berhasil menjatuhkan Kerajaan Inggris, yang saat itu adalah bangsa terkuat di seluruh dunia. Brought down an empire, the British Empire. Bagaimana ia melakukannya? Bagaimana seorang pemimpin besar membangkitkan bangsanya?

3. Erin Brockovich

Diperankan Julia Roberts, berkisah tentang ibu muda yang mempunyai 3 anak kecil dan sedang diterpa lumayan banyak nasib buruk. Tidak punya kerjaan, tabungannya hampir habis, mobilnya ditabrak orang, gagal mendapat ganti rugi dari penabraknya, dst. Ia lalu nekat memaksa bekerja untuk pengacara yang membelanya, lalu tanpa sengaja, menemukan kasus besar bernilai ratusan juta dollar! Film yang ternyata menyenangkan.

4. Schindler's List

Salahsatu film terbaik Stephen Spielberg. Cerita seorang pengusaha Yahudi di masa Perang Dunia II yang nyaris tidak punya hati, oportunis, tidak peduli pada orang lain, tapi kemudian 'terjebak dalam kebaikan'. Ia memanfaatkan orang-orang Yahudi (bangsanya sendiri!) sebagai tenaga murah untuk pabriknya yang mensuplai kebutuhan perang Nazi. Ia mengupah rendah mereka karena ia tahu pilihan orang-orang Yahudi cuma dua, bekerja padanya, atau mati di Kamp Konsentrasi Nazi. Makin lama makin banyak orang Yahudi yang ia masukan ke pabriknya. Tapi mereka merasa begitu tertolong oleh Schindler karena bisa lolos dari maut, bahkan menganggapnya seorang malaikat penyelamat. Schindler awalnya tidak ambil pusing. Ia cuma mau memanfaatkan mereka dan jadi kaya raya. Tapi ia akan mendapatkan sesuatu yang jauh lebih besar.

5. Armageddon (Michael Bay)

Bukan film dengan kualitas istimewa, tapi Anda bisa belajar bahwa dengan kemauan yang cukup kuat, bahkan meteor raksasa dari angkasa luar yang akan memusnahkan seluruh bumi pun akan dikalahkan.

6. Cinderella Man

Russel Crow (Gladiator, Master and Commander) memerankan seorang petinju juara dan kaya raya yang tiba-tiba jatuh miskin di era The Great Depression. Beragam kesulitan yang ia hadapi dan cedera di tangan kanannya membuatnya jadi petinju kelas rendahan. Ia juga terpaksa jadi kuli angkut di pelabuhan dengan penghasilan sangat pas-pasan. Banyak orang melecehkannya, tapi dia tidak menyerah. Ia bahkan pernah meminta-minta uang pada teman-temannya saat anak-anaknya terancam diungsikan. Ia tidak lagi punya uang untuk membeli makanan, susu, dan listrik untuk pemanas. Tapi ternyata pekerjaannya sebagai kuli angkut membuat kekuatan tangannya berlipat ganda, melebihi kekuatannya dulu..

7. Kingdom Of Heaven

Karya besar Ridley Scott tentang awal dimulainya perang besar, Crusade antara tentara-tentara 'Kristen' dengan 'Islam'. Anda akan melihat bahwa permusuhan besar yang terjadi selama ratusan tahun antara 'Islam' dan 'Kristen' sebenarnya berawal dari sesuatu yang tidak bermakna. Film epik yang sarat nilai-niai kepahlawanan. Di film ini Anda juga akan melihat dan merasakan keunggulan karakter salahsatu pahlawan Islam terbesar, Saladin.

Sedikit catatan:
'Islam' dan 'Kristen' dalam tanda kutip karena sebenarnya ini tidak pernah menjadi peperangan antar agama, melainkan hanya orang-orang yang menggunakan agama untuk tujuan yang selalu sama dari dulu sampai sekarang. Kekuatan, Kekuasaan, Harta.

8. Spiderman II

Kritikus film Roger Ebert memberikan film ini 4 dari 4 bintang. Ini bukan cuma sekedar film tentang pahlawan super dan pertempuran seru antara jagoan dan musuhnya. Ini adalah sebuah film tentang pilihan-pilihan besar. Peter Parker mendapat kemampuan super yang sebenarnya tidak ia inginkan. Dengan kekuatan itu ia bisa menyelamatkan banyak orang. Tapi semua usahanya menyelamatkan dunia malah membuat hidupnya jadi rumit. Ia cuma bisa kerja serabutan, penghasilannya pas-pasan, sekolahnya tertinggal, dianggap pemalas walaupun ia cerdas, bahkan kekasihnya pun mulai menjauhinya. Peter adalah seorang pahlawan dalam peran rahasianya sebagai Spiderman. Tapi dalam kehidupannya sehari-hari, ia mulai dianggap sebagai pecundang. Ia bisa kehilangan segala-galanya, penghidupannya, masa depannya, cintanya. Apakah ia harus menyelamatkan seluruh dunia, atau ia harus mulai menyelamatkan dirinya sendiri? Bagaimana Peter memecahkan semua persoalannya dan menjadi pahlawan sejati yang sesungguhnya?

9. The Lord of The Rings

Hobbit
adalah manusia-manusia kecil yang hidupnya bertani, senang makan enak, pesta, dan menghisap tembakau (Halflings' Leaf). Mereka hidup di tanah yang damai dan penuh kegembiraan. Tapi zaman berubah di Middle Earth. Dua orang Hobbit, Frodo Baggins dan Samwise Gamgee harus menempuh perjalanan yang paling berbahaya ke Mordor untuk menghancurkan sebuah Cincin terkutuk yang baru ditemukan kembali setelah ribuan tahun. Sebuah cincin kecil, tapi begitu mengerikan sihirnya, karena mempunyai Kekuatan untuk mengendalikan seluruh ras di Middle Earth..

Mereka harus melalui perjalanan yang jauh, melewati perang-perang besar antara bangsa-bangsa di Middle Earth, dikejar-kejar 9 makhluk siluman Nazgul, dibuntuti Gollum yang licik, dan selalu dibawah pengawasan mata-mata Sauron, sang Raja Kegelapan. Para hobbit kecil ini, dibantu para kesatria pilihan dari bangsa Manusia, Elf, dan Dwarf harus mengumpulkan seluruh keberanian mereka untuk membebaskan Middle Earth dari ancaman Sauron dan para pengikutnya yang jahat. Dan selama perjalanan itu, mereka pun harus bertahan dari godaan sang Cincin, untuk menguasai cincin itu sendiri, dan menguasai Kekuatannya yang mengerikan. Ini adalah cerita tentang perjuangan, pengorbanan, tentang godaan-godaan untuk bisa menguasai segala sesuatu, menguasai orang lain, kegilaan yang diciptakannya, serta kemenangan dari ketabahan dan keteguhan hati yang tidak tergoyahkan.

to be continued...

Sunday, July 8, 2007

Ide Orang-orang Besar Dunia Tentang Ilmu, Pembelajaran, dan Peradaban



"Carilah ilmu sampai ke negeri Cina"
Nabi Muhammad Saw. (570-632)

"Jika ingin kemakmuran 1 tahun, tumbuhkanlah benih.
Jika ingin kemakmuran 10 tahun, tumbuhkanlah pohon.
Jika ingin kemakmuran 100 tahun, tumbuhkanlah (didiklah) manusia."
Konfusius ( 551 SM-479 SM ), Cina.

"Yang memungkinkan penguasa yang bijak serta jenderal yang baik untuk menyerang dan menguasai serta mencapai semua hal di luar kemampuan orang biasa,
adalah mengetahui lebih banyak."
Sun Tzu (abad 6 SM), The Art of War.

"Knowledge is Power."
Francis Bacon (1561-1626), Inggris.

"The difference between the most dissimilar characters, between a philosopher and a common street porter, for example, seems to arise not so much from nature,
as from habit, custom, and education."
Adam Smith, "The Wealth of Nations", Buku I, Bab 2

"Jika sebuah bangsa terbelakang ilmunya, tapi memimpikan kebebasan,maka ia mengharapkan apa yang tidak pernah ada,dan tidak akan pernah ada."
Thomas Jefferson (1743-1826), Amerika

"Pengetahuan akan dicari ke seluruh penjuru dunia dan dasar-dasar
kekuasaan kekaisaran akan diperkuat."
Meiji Charter Oath (1868), Meiji, Jepang.

"In its broad sense, civilization means not only comfort in daily necessities but also the refining of knowledge and the cultivation of virtue so as to elevate human life to a higher plane. [...] [Thus] it refers to the attainment of both material well-being and the elevation of the human spirit, [but] since what produces man’s well-being and refinement is knowledge and virtue, civilization ultimately means the progress of man’s knowledge and virtue"
Yukichi Fukuzawa, salahsatu tokoh terpenting dalam Restorasi Meiji
yang membangkitkan Jepang.

"Human history becomes more and more a race,
between education, and catastrophe"
H. G. Wells, 'Outline of History'

"An organization’s ability to learn, and translate that learning into action rapidly,
is the ultimate competitive advantage."
Jack Welch, The Manager of the Century,(1935- ), Amerika.

"Pendidikan, sekali lagi pendidikan oleh Kartini dianggap paling penting sebagai
jalan keluar dari semua masalah dan kesengsaraan bangsa. Kartini menyadari Belanda memang sengaja menelantarkan pendidikan rakyat agar rakyat tetap mau menggarap sawah dan tetap mau bilang ‘nun inggih’ pada setiap perintah yang diberikan kepadanya. Pemerintah Hindia Belanda hanya bertindak sesuai dengan watak setiap kolonialis, yaitu membiarkan rakyat jajahannya berdegenerasi menjadi bodoh dan melarat supaya bisa dijajah selama-lamanya. Lebih baik jangan dibuat pandai!
Bangsa yang bodoh dan melarat dapat lebih mudah dikuasai daripada bangsa yang terdidik dan berpengetahuan tinggi."
R.A Kartini,
dikutip dari karya Sitisoemandari Soeroto, "Kartini Sebuah Biografi"

"… maka rakyat kami (oleh kaum imperialis) dibikin rakyat yang ‘hidup kecil’ dan ‘nrima’, rendah pengetahuannya, lembek kemauannya, sedikit nafsu-nafsunya, padam kegagahannya, rakyat ‘kambing’ yang bodoh dan mati energinya.Kami, kaum PNI, kami mencoba memberantas penyakit ini dengan mengadakan lebih banyak pendidikan rakyat, menyokong sekolah-sekolah rakyat, mengurangi buta huruf di kalangan rakyat. Kami mencoba membangkit-bangkitkan dan membesar-besarkan kemauan rakyat akan nasib yang lebih memper-nasib manusia, menyalakan lebih banyak nafsu-nafsu di dalam kalbu rakyat. Kami berusaha menghidup-hidupkan lagi kegagahan rakyat, tenaga kemauan rakyat, energi rakyat sebagai sediakala, -rakyat yang kini ‘sudah mati kutunya itu’ …Energi rakyat inilah salah satu urat saraf pembentukan kekuasaan kami, -salah satu urat saraf penolak daya imperialisme, tetapi terutama sekali ialah urat saraf pendorong rakyat ke depan."
Sukarno, Bapak Bangsa Indonesia
"Indonesia Menggugat", Kontra Kemunduran, yakni Kontra Dekadensi Akal Budi.

Saturday, July 7, 2007

RAMALAN JAYABAYA II





Ramalan Jayabaya adalah sebuah ramalan yang ditulis oleh Prabu Jayabaya di abad 12. Ramalan ini banyak mendapat perhatian sampai sekarang karena banyak ramalannya yang dianggap "mirip" keadaan Indonesia saat ini. Ini butir-butir ramalannya, "Ramalan Jayabaya"..


Iki sing dadi tandane Zaman Kolobendu
Ini tandanya Zaman Kehancuran


Lindu ping pitu sedino
Gempa 7 x sehari
Lemah bengkah
Tanah pecah merekah
Manungsa pating galuruh, akeh kang nandang lara
Manusia berguguran, banyak yang ditimpa sakit
Pagebluk rupo-rupo
Bencana bermacam-macam
Mung setitik sing mari akeh-akehe pada mati
Sedikit yang selamat, banyak yang meninggal

Zaman kalabendu iku wiwit yen,
Zaman ini ditandai dengan,

Wis ana kreto mlaku tampo jaran
Sudah ada kereta berjalan tanpa kuda (kereta api/mobil?)
Tanah jawa kalungan wesi
Tanah Jawa dikelilingi besi (rel kereta)
Prau mlaku ing nduwur awang-awang
Perahu berjalan di atas awan (pesawat terbang)
Kali ilang kedunge
Sungai kehilangan arusnya
Pasar ilang kumandange
Pasar kehilangan keramaiannya (pindah ke Hypermarket..)
Bumi saya suwe saya mengkeret
Bumi semakin lama semakin mengerut (it's a small world..)
Sekilan bumi dipajeki
Sejengkal tanah dikenai pajak (it's a crowded and expensive small world..)

Jaran doyan sambel
Kuda doyan makan sambal
Wong wadon nganggo pakeyan lanang
Orang perempuan memakai busana laki-laki
Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking jaman
Itu pertanda orang akan mengalami jaman berbolak-balik

Zaman kalabendu iku koyo-koyo zaman kasukan, zaman kanikmatan donya, nanging zaman iku sabenere zaman ajur lan bubrahing donya.
Zaman kalabendu itu seperti jaman yang menyenangkan, jaman kenikmatan dunia, tetapi jaman itu sebenarnya jaman kehancuran dan berantakannya dunia.

Mulane akeh bapak lali anak
Oleh sebab itu banyak bapak lupa sama anaknya
Akeh anak wani ngalawan ibu
Banyak anak melawan ibunya
nantang bapak
menantang bapaknya
Sedulur pada cidro cinidro
Sesama saudara saling berkelahi
Wong wadon ilang kawirangane
Perempuan kehilangan malunya
wong lanang ilang kaprawirane
Laki-laki kehilangan kejantanannya
Akeh wong wadon ora setia karo bojone
Banyak perempuan tidak setia pada suaminya
Akeh ibu pada ngedol anake
Banyak ibu menjual anaknya
Akeh wong wadon ngedol awakke
Banyak perempuan menjual dirinya

Akeh udan salah mongso
Sering terjadi hujan salah musim (global warming?)
Akeh rondo ngalairake anak
Banyak janda melahirkan anak
Akeh jabang bayi nggoleki bapake
Banyak bayi lahir tanpa bapak
Wong wodan ngalamar wong lanang
Perempuan melamar laki-laki
Wong lanang ngasorake drajate dewe
Laki-laki merendahkan derajatnya sendiri


Zamane zaman edan
Zamannya Zaman Gila

Wong wadon nunggang jaran
Perempuan menunggang kuda
Wong lanang lungguh plengki
Laki-laki malah berpangku tangan
Wong bener tenger-tenger
Orang yang benar cuma bisa bengong
Wong salah bungah-bungah
Orang yang salah berpesta pora
Wong apik ditapik-tampik
Orang baik disingkir-singkirkan
Wong bejat munggah pangkat
Orang bejat malah dapat pangkat.

Akeh ndandhang diunekake kuntul
Banyak komentar tidak ada isinya
Wong salah dianggap bener
Orang salah diangap benar
Wong lugu kebelenggu
Orang lugu dibelenggu
Wong mulyo dikunjara
Orang mulia dipenjara
Sing culika mulya, sing jujur kojur
Yang salah mulia, yang jujur hancur

Para laku dagang akeh sing keplanggrang
Pedagang banyak yang nyeleweng
Wong main akeh sing ndadi
Orang berjudi semakin menjadi
Duwit lan kringet mung dadi wolak-walik kertu
Uang dan keringat hanya untuk berjudi
Kertu gede dibukake, ngguyu pating cekakak
Kartu besar dibuka, tertawa terbahak-bahak
Ning mulih main kantonge kempes
Tapi waktu pulang kantongnya kosong

Ratu ora netepi janji, musna panguwasane
Pemimpin ingkar janji, hilang wibawanya.
Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan
Banyak orang mati lapar di samping makanan.
Akeh wong nyekel bandha nanging uripe sangsara
Banyak orang berharta, tapi hidupnya sengsara.
Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil
Yang sadar dan adil hidup merana dan tersisih.

Nanging beja-bejane sing lali
Tapi betapapun beruntungnya si lupa.
Isih beja kang eling lan waspadha
Masih lebih beruntung yang ingat dan waspada.

Abote koyo ngopo sa bisa-bisane aja nganti wong kelut, keliring zaman kalabendu iku.
Berat seperti apapun jangan sampai larut dalam zaman kalabendu itu.

Amargo zaman iku bakal sirno lan gantine joiku zaman Ratu Adil, zaman kamulyan. Mula sing tatag, sing tabah, sing kukuh, jo kepranan ombyak ing zaman Entenana zamanne kamulyan zamaning Ratu Adil.
Sebab jaman itu bakal sirna dan diganti dengan jaman Ratu Adil, jaman kemuliaan, karena itu yang tegar, yang tabah, yang kokoh, Jangan melakukan hal bodoh. Tunggulah jaman kemuliaan jamannya Ratu Adil.


***

Ada 2 versi yang sedikit berbeda di internet, tapi sebagian besar isi dan intinya sama, tentang zaman edan. Versi diatas adalah kombinasi dari pokok-pokok penting ramalan Jayabaya.

Presiden Sukarno juga pernah membahas tentang siapa itu Satria Piningit, lihat disini.

APA SIH ? FILSAFAT


" School of Athens", Raphael, 1511, menggambarkan tokoh-tokoh filsafat terbesar dalam Renaissance, termasuk Socrates, Plato,
Aristoteles, dan Averroes.


Apaan Sih?! "Filsafat"

Katanya Plato dalam karya besarnya "Republic", sebuah negara ideal adalah negara yang akan dipimpin oleh manusia-manusia terunggul, raja-raja yang bijaksana yang menguasai filsafat, Philosopher Kings. Mereka adalah pemimpin bijaksana yang tidak haus kekuasaan, memiliki kemampuan tinggi, tidak sedikitpun silau oleh harta benda, dan bekerja semata-mata demi kebesaran bangsanya.

SEBENARNYA, APA SIH FILSAFAT ?


"Whence? whither? why? how?—these questions cover all philosophy
."

FILSAFAT (Philosophy) berasal dari kata latin, Philia (Cinta), dan Sophia (Kebijaksanaan), jadi artinya Pencinta Kebijaksanaan/Ilmu. Filsafat bertujuan menjawab 4 pertanyaan besar :
1. Apa itu hidup.
2. Untuk apa kita hidup.
3. Bagaimana kita bisa membuat hidup jadi lebih baik.
4. Dan bagaimana kita bisa membuat dunia jadi lebih baik.

Ini, adalah kumpulan kata-kata bijak dari para Bapak Filsafat Dunia.
Socrates, Plato, Aristoteles, Rene Descartes, dan beberapa filsuf besar lain.

SOCRATES (470-399 SM)
Socrates adalah guru dari Plato, dan Plato adalah guru dari Aristoteles. (SPA)
Steve Jobs, pendiri Apple Computer, penemu iPod, iPhone, pernah bilang, "I would trade all of my technology for an afternoon with Socrates." (Newsweek, Oct. 29, 2001)

"The unexamined life is not worth living for a human being".

Bad men live that they may eat and drink, good men eat and drink that they may live (hidup jangan untuk makan, tapi makan untuk hidup).

The only true wisdom is in knowing you know nothing.

There is only one good, Knowledge, and one evil, Ignorance.

All men's souls are immortal, but the souls of the righteous are immortal and divine.
(Semua manusia akan mati, tapi jiwanya orang baik akan hidup selamanya)

An honest man, is always a child.

Be of good cheer about death and know this as a truth — that no evil can happen to a good man, either in life or after death. (Orang baik, tidak perlu khawatir apapun)

By all means marry; if you get a good wife, you'll be happy. If you get a bad one, you'll become a philosopher. (haha)

Education is the kindling of a flame, not the filling of a vessel.
(Pendidikan itu adalah seperti menyalakan api, bukan mengisi teko. Artinya pendidikan seharusnya menyalakan inspirasi dan semangat untuk belajar, bukan memenuhi otak dengan hapalan!!)

Employ your time in improving yourself by other men's writings, so that you shall gain easily what others have labored hard for.
(Baca dong, belajar dari pengalamannya orang besar. Jadinya pengalaman besar mereka akan jadi pengalamanmu. Dan hidupmu akan jadi lebih mudah karena kamu tahu jalannya).

Envy is the ulcer of the soul. (Iri hanya merugikan diri sendiri)

He is richest who is content with the least, for content is the wealth of nature.
(Orang yang paling kaya dan bahagia, adalah orang yang paling bersyukur.)

He who is not contented with what he has, would not be contented with what he would like to have.
(Dia yang tidak pernah puas, tidak akan pernah puas dengan apapun juga)

Beware the barrenness of a busy life. (Orang yang terlalu sibuk hidupnya akan kering)

If a man is proud of his wealth, he should not be praised until it is known how he employs it.
(Jangan pernah memuja orang kaya, sampai kamu tahu darimana dia mendapatkannya).

Could I climb to the highest place in Athens, I would lift my voice and proclaim, "Fellow citizens, why do you turn and scrape every stone to gather wealth, and take so little care of your children to whom one day you must relinquish it all?"
(Mengejar kekayaan untuk keluarga, tapi kok keluarganya malah terlupakan?)

Let him that would move the world, first move himself.
(Mau merubah dunia? Rubah diri kamu sendiri dulu).

PLATO (427 – 347 SM)

And we must beg Homer and the other poets not to be angry if we strike out these and similar passages, not because they are unpoetical, or unattractive to the popular ear, but because the greater the poetical charm in them, the less are they meet for the ears of boys and men who are meant to be free, and who should fear slavery more than death.
(Terlalu bergantung pada seorang pemimpin besar yang pinter ngomong bisa bahaya)

The direction in which education starts a man will determine his future life.

Until philosophers are kings, or the kings and princes of this world have the spirit and power of philosophy, and political greatness and wisdom meet in one, and those commoner natures who pursue either to the exclusion of the other are compelled to stand aside, cities will never have rest from their evils - no, nor the human race, as I believe - and then only will this our State have a possibility of life and behold the light of day.
( Sebuah bangsa hanya akan jadi besar bila dipimpin oleh seorang yang mempunyai jiwa besar seorang pemimpin, dan kebijaksanaan seorang filsuf)

The good are not willing to rule either for the sake of money or of honor. (Orang yang baik tidak akan mau berkuasa semata demi uang dan kehormatan)

Knowledge which is acquired under compulsion obtains no hold on the mind.

You are young, my son, and, as the years go by, time will change and even reverse many of your present opinions. Refrain therefore awhile from setting yourself up as a judge of the highest matters.
(Jangan pernah cepat menilai orang lain dan duniamu, karena waktu akan berubah dan bisa membuat pandanganmu juga berubah)

Ignorance, the root and the stem of every evil. (Kebodohan adalah akar semua kejahatan).

I would teach the children music, physics and philosophy, but the most important is music, for in the patterns of the arts are the keys to all learning.

The beginning is the most important part of the work.

ARISTOTELES (347 – 322SM)
Aristoteles adalah murid dari Plato. Aristoteles juga adalah guru dari Alexander the Great.

In all things of nature there is something of the marvelous.
(Di alam, sesungguhnya kita bisa melihat banyak keajaiban).

Misfortune shows those who are not really friends.

It is Simplicity, that makes the uneducated more effective than the educated when addressing popular audiences.
(Kesederhanaan, yang membuat orang biasa bisa lebih ngetop daripada orang pinter!)

Man, when perfected, is the best of animals, but when separated from law and justice, he is the worst of all.

For the things we have to learn before we can do, we learn by doing.

Any one can get angry — that is easy — or give or spend money; but to do this to the right person, to the right extent, at the right time, with the right motive, and in the right way, that is not for every one, nor is it easy. (Marah itu gampang, tapi…)

Without friends, no one would choose to live, though he had all other goods.
(Kalau anda tidak punya sahabat, walaupun anda punya semua harta, apa artinya hidup?)

Hope is a waking dream.

Courage, is the first of human qualities because it is the quality which guarantees the others.

Happiness depends upon ourselves.
(Kebahagiaan itu bergantung dari kita sendiri, bukan dari orang lain)

Suffering becomes beautiful when anyone bears great calamities with cheerfulness, not through insensibility but through greatness of mind.

The educated differ from the uneducated, as much as the living from the dead.

Those who educate children well are more to be honored than parents, for these only gave life, those the art of living well.

The greatest virtues, are those which are most useful to other persons.

Wicked men obey from fear; good men, from love.

You will never do anything in this world without courage. It is the greatest quality of the mind next to honor.

RENE DESCARTES (1596 - 1650)
Descartes adalah "Bapak Filsafat Modern".

Cogito, ergo sum. I think, therefore I am.

Doubt is the origin of wisdom.

It is not enough to have a good mind. The main thing is to use it well.
(Jangan cuma jadi orang pinter, do something!)

The greatest minds are capable of the greatest vices as well as of the greatest virtues.

In order to improve the mind, we ought less learn than to contemplate.

It is easy to hate and it is difficult to love. This is how the whole scheme of things works. All good things are difficult to achieve; and bad things are very easy to get.

Whenever anyone has offended me, I try to raise my soul so high that the offense cannot reach it

The reading of all good books is indeed like a conversation with the noblest men of past centuries who were the authors of them, nay a carefully studied conversation, in which they reveal to us none but the best of their thoughts.
(Baca buku seperti ngobrol dengan orang-orang besar itu sendiri, dan mendapatkan pemikiran besar mereka!)

THOMAS AQUINAS ( 1225 - 1274 )
The Prime Author and Mover of the Universe, is Intelligence.

FRANCIS BACON (1561 - 1626 )
Knowledge is Power (et ipsa scientia potestas est).

ISAAC NEWTON (1643 - 1727 )

Plato is my friend — Aristotle is my friend — but my greatest friend is Truth.

"If I have been able to see further, it was only because I stood, on the shoulders of Giants."
Kalau saya bisa melihat lebih jauh, karena saya berdiri diatas pundak para Raksasa (Orang-orang besar masa lalu, para jenius, caranya dengan membaca buku tentang mereka)

ADAM SMITH (Bapak Ekonomi Dunia, 1723 - 1790 )
"The difference between the most dissimilar characters, between a philosopher and a common street porter, for example, seems to arise not so much from nature,
as from habit, custom, and education."
Adam Smith, "The Wealth of Nations", Buku I, Bab 2

GOETHE (1749 – 1832, filsuf Jerman )

He who cannot draw on three thousands years, is living from hand to mouth.
(orang yang tidak dapat mengambil pelajaran dari masa tiga ribu tahun, hidupnya pasti akan kesulitan). (Apa sih "Hand to mouth" ?, lihat disini )

KONFUSIUS ( 551 SM-479 SM ), Cina.

"Setiap kali kamu melihat orang besar, pikirkan bagaimana kamu bisa menirunya".

"Jika ingin kemakmuran 1 tahun, tumbuhkanlah benih.
Jika ingin kemakmuran 10 tahun, tumbuhkanlah pohon.
Jika ingin kemakmuran 100 tahun, tumbuhkanlah (didiklah) manusia."


Jadi, apa intinya, Filsafat ?
Sekali lagi,
Filsafat adalah untuk menjawab 4 pertanyaan besar :
1. Apa itu hidup.
2. Untuk apa kita hidup.
3. Bagaimana kita bisa membuat hidup jadi lebih baik.
4. Dan bagaimana kita bisa membuat dunia jadi lebih baik.

Jadilah orang baik, dan buatlah hidup lebih baik dengan banyak belajar.

Dan sekarang, apa yang Anda akan perbuat untuk hidup ini?



Di masa pencerahan Eropa ada 3 orang filsuf besar masa lalu yang paling dihormati, termasuk oleh Rene Descartes, dia adalah Aristoteles, Avicenna, dan Averroes. Siapa Avicenna dan Averroes?

Friday, July 6, 2007

Site meter

our codename is s50imperium
Your password is SUBBIP

Tentang IMPERIUM III: Zaman Kebangkitan Besar

Imperium III : Zaman Kebangkitan Besar
The new super edition, 550 pages.

Imperium III,
adalah ide tentang bangsa-bangsa terunggul, dan manusia-manusia terbesar di dunia.

Pertama, bagaimana bangsa-bangsa terunggul di dunia diciptakan, sejarahnya, titik kebangkitannya, dan masa saat mereka menguasai dunia. Kedua, bagaimana manusia-manusia terunggul di dunia diciptakan, para pemimpin terbesar, orang-orang paling genius, serta pengusaha-pengusaha terkaya di dunia. Intinya adalah menemukan rahasia menciptakan peradaban dan manusia-manusia terunggul di dunia.

Kisahnya merentang sepanjang lebih dari 1 milenia, dari peradaban Islam sampai Superpower Amerika dan "keajaiban" ekonomi Jepang. Dari zaman jahiliyah sampai era information technology. Dari Nabi Muhammad sampai John F. Kennedy. Dari Leonardo da Vinci, Newton, sampai Einstein. Dari Rockeffeler sampai Bill Gates dan Jack Welch. Dari Mesin Cetak, sampai Wikipedia.

Ide ini dirangkai oleh Eko Laksono, bukan orang besar, hanya seorang manusia biasa, yang sedang belajar. Mungkin bila saya, Anda dan nanti banyak lagi orang mulai belajar, maka dunia akan berubah. Seperti peradaban-peradaban besar lainnya ketika mereka mulai belajar. Renaissance Italia, Revolusi Sains Inggris, Restorasi Meiji (Meiji Ishin) Jepang, dan tentu saja, Kebangkitan Nasional Indonesia 1908. Mungkin nanti, bila waktunya telah tiba, sesuatu yang besar akan terjadi lagi..