Monday, December 21, 2009

RESENSI FILM SANG PEMIMPI : Cara Mudah Pergi ke Sorbonne!

Resensi Film Sang Pemimpi

Jelajahi kemegahan Eropa hingga Afrika yang eksotik! Temukan berliannya budaya sampai ke Prancis. Langkahkan kakimu di atas altar suci almamater terhebat tiada tara: Sorbonne.
Ikuti jejak-jejak Sartre, Louis Pasteur, Montequieu, Voltaire. Di sanalah orang belajar science, sastra, dan seni hingga mengubah peradaban ...." (Sang Pemimpi, hal 13).

RESENSI FILM SANG PEMIMPI


Rating : 6 bintang dari 5 bintang!

Inilah filmnya para kaum pemimpi. Dreamers..

Bagaimana mungkin anak-anak biasa, orang-orang dari kampung di pedalaman, atau anak-anak yang bersekolah di sekolah reyot yang nyaris roboh, bisa-bisanya bermimpi pergi ke Paris, ke Sorbonne? Tempat menara Eiffel berada? Dan berhasil sampai kesana?

Caranya mudah. Tidak perlu keajaiban, tidak perlu keberuntungan. Itulah yang akan anda dapatkan dalam film gres yang baru saja saya tonton, ”Sang Pemimpi”, satu lagi karya spektakuler dari Mira Lesmana dan Riri Riza, dari novel sang genius Andrea Hirata.

Impian, segila apapun, bisa terwujud. Tidak perlu keajaiban apapun, asal anda tahu caranya! Bagaimana cara persisnya? Mudah, belajarlah dari orang-orang sukses, orang-orang yang impiannya telah terwujud. Mereka akan menunjukkan caranya. Jadi bagaimana caranya?

Di Sang Pemimpi, Ikal yang di Laskar Pelangi berteman akrab dengan Lintang, disini mempunyai teman baru, sepupunya bernama Arai dan Jimbron yang tambun. Arai, yang baru saja ditinggal mati orangtuanya ternyata adalah anak yang selalu ceria, spontan, dan optimis. Sedangkan Jimbron sedikit lugu, tidak secerdas Ikal dan Arai, tapi baik hatinya, dan tergila-gila pada kuda. Menonton film koboi, Arai jadi ingin jadi koboi jagoan, Ikal ingin jadi Indian yang pemberani, Jimbron, ingin jadi kuda..

Ikal, Arai, dan Jimbron yang sudah SMA bersekolah di SMA Negeri "Bukan Main" kampung Manggar di Belitung. Bayangkan saja, anak-anak kampung dari keluarga sangat sederhana (miskin), yang ayahnya hanya ”kuli” di PN Timah, dari desa yang sangat jauh dari kota, tapi bisa sampai berpikir untuk sekolah di Paris.

Anda bayangkan betapa banyak anak-anak di kota, bahkan dari kalangan berada pun banyak yang tidak terpikirkan secuilpun untuk bermimpi sedahsyat itu. Tapi ada yang memprovokasi mereka untuk berani bermimpi ke Paris. Ini bukan cerita novel biasa, bukan sekadar khayalan. Ini adalah kisah nyata Andrea Hirata, ini adalah kenyataan. Anak-anak kampung ini berani bermimpi, dan berhasil.

Jadi bagaimana caranya ke Sorbonne? Bagaimana caranya, untuk mencapai kesuksesan besar? Merebut impian-impian besar?

Inilah Rumusnya :

1. Bergaulah dengan orang-orang optimis dan cerdas seperti Arai (dan Lintang di Laskar Pelangi). Carilah teman-teman yang unggul, dekatilah guru-guru yang pintar, hormati dia. Lingkungan yang unggul dan bersemangat akan membentuk anda.

2. Banyak-banyaklah membaca seperti Andrea Hirata, anda akan kelihatan lebih pintar, dan anda akan jadi lebih pintar.

3. Jadilah yang terbaik dengan bekerja dan belajar penuh semangat. Kalau anda yang terbaik di sekolah anda, anda bisa kuliah di universitas terbaik. Kalau anda terus belajar dengan penuh semangat dan menjadi terbaik disana, anda akan dapat.... beasiswa, ke Sorbonne! Gampang kan?

4. Kalau anda merasa tidak sepintar itu, baca saja. Baca buku-buku yang bagus dan menyenangkan. Jangan baca buku-buku yang membosankan. Baca saja.

5. Ingatlah selalu kedua orangtua yang sangat menyayangi anda. Mereka telah berjuang dan berkorban demi anda. Berjuanglah untuk mereka, buatlah mereka begitu bahagia dengan apa yang anda akan raih.


Itulah rumusnya agar anda bisa pergi ke Sorbonne, atau meraih apapun impian-impian besar anda. Kalau anda punya impian besar, dan anda berjuang mati-matian untuk mendapatkan impian itu, maka anda akan mendapatkan yang terbaik.

Dan ini berlaku untuk anda semua, apakah anda masih sekolah, kuliah, atau kerja di kantor, inilah kunci kesuksesan besar. Cara sederhana bagaimana impian-impian besar akan terwujud. Kalau anda berusaha yang terbaik, anda akan bertemu orang-orang terbaik, dan masuk ke lingkungan terbaik.

Pada cerita Sang Pemimpi ini, para inspirator Ikal bukan lagi Bu Muslimah dan Pak Harfan, tapi Pak Balia yang muda dan tampan dan Pak Mustar sang Kepala Sekolah yang super disiplin. Pak Balia inilah yang menginspirasi Ikal untuk berani bermimpi pergi ke Paris. Dia juga membesarkan pikiran anak-anak pemimpi ini dengan kata-kata besar dari para tokoh besar, dari Gandhi, Kennedy, sampai (tentu saja) Rhoma Irama..

Pak Mustar yang galak, ternyata juga lalu memberikan inspirasi besar yang sangat menyentuh bagi Ikal. Pak Mustar membuat Ikal yang pernah hampir menyerah, karena ia hanyalah anak dari kampung dan anak orang miskin, untuk bangkit lagi semangatnya untuk berjuang dan menjadi yang terbaik. Adegan Pak Mustar berbicara dengan Ikal adalah salahsatu adegan paling menyentuh di film ini.

Film Sang Pemimpi memberikan sentuhan emosional yang lengkap. Anda bisa tertawa mengikuti kegilaan anak-anak yang beranjak remaja ini, gembira, tersentuh, mungkin menangis, dan juga akhirnya terinspirasi.

Bagi saya karakter-karakter yang aktingnya menonjol disini adalah akting sang kepala sekolah Pak Mustar, yang diperankan oleh Landung Simatupang, aktingnya sangat natural, kuat dan punya kharisma. Yang kedua adalah sang pemusik Melayu yang flamboyan, Bang Zaitun yang diperankan Jay Widjayanto, aktingnya sangat menyenangkan untuk dilihat.

Yang ketiga adalah akting Mathias Muchus, yang walaupun hanya beberapa kali tampil, tapi setiap kemunculannya, bahkan walaupun ia hanya mengucapkan ”assalamualaikum” benar-benar dalam dan menyentuh. Selamat bang Muchus! Tapi secara keseluruhan akting seluruh pemain sangat baik, termasuk akting ”para pemimpinya”, dari anak-anak sampai dewasa.

Film Sang Pemimpi ini patut dan wajib ditonton semua orang Indonesia, dan terutama mereka yang mempunyai impian-impian besar. Disini anda akan melihat bagaimana impian-impian besar itu dibentuk. Setelah anda menonton film ini, lihat lagi rumus diatas. Selamat menonton!

Cerita : 5 dari 5 bintang.
Akting : 4.5 dari 5 bintang.


Next stop, Sorbonne, Universite de Paris!

4 comments:

Hilmy Nugraha said...

wow, di purwokerto blm di puter mas...

eko said...

Apakabar mas Hilmy? Paling juga akhir minggu ini sudah diputar disana. nonton deh rame-rame. salam, eko laksono.

Hilmy Nugraha said...

alhamdulillah, kabar baik luar biasa mas..

iya, kalo dah ada pasti kita nonton rame2 mas..

Devi said...

Yapz, filmnya keren banget!
Jadi inspirator buat terus berjuang.