Wednesday, September 9, 2009

Onno W Purbo, Revolusi Teknologi Informasi Demi Kebangkitan Indonesia


Onno Purbo, CERN, Geneva Swiss


”Bukan mustahil, bangsa Indonesia akan menjadi pemimpin dunia Internet, khususnya untuk Infrastruktur yang berbasis masyarakat. Dunia-pun belajar pada kita, Bangsa Indonesia".
Onno W. Purbo


8 Desember 2003, CERN,
European Organization for Nuclear Research, pusat lambang keunggulan teknologi Eropa di Jenewa Swiss, mengadakan seminar sangat penting tentang bagaimana teknologi bisa mendorong penyebaran seluruh ilmu pengetahuan terbaik kepada masyarakat, dan merubah masyarakat itu secara besar-besaran. CERN pernah menjadi salahsatu lokasi cerita ”Angels and Demons” dari penulis bestseller Dan Brown (The Da Vinci Code), dan juga dikenal sebagai tempat lahirnya WWW, World Wide Web. Dan teknologi itu tentu adalah internet, gerbang informasi dunia abad 21.

Pembicara-pembicaranya sangat penting, termasuk sang penemu World Wide Web Tim Berners-Lee, lalu ada Luciano Maiani, Direktur Jenderal CERN, dan ada satu orang dari Indonesia yang juga diundang sebagai pembicara utama, dialah Onno W. Purbo.

Dan di hari berikutnya, 9 Desember, Onno langsung diundang pada pertemuan puncak masyarakat IT dunia, World Summit on Information Society (WSIS) juga di Jenewa. Dan disanalah Indonesia, diakui sebagai salahsatu pemimpin dunia dalam pembangunan IT berbasis masyarakat. Nama Indonesia, menjadi harum di mata dunia.

Di Yale University Amerika 23 April 2006, di hadapan ratusan undangan dari 40 negara, perjuangan Onno untuk memerdekakan jaringan sistem internet murah di Indonesia mendapat sambutan yang luar biasa. Ia bahkan mendapat tepuk tangan panjang, nyaris selama 3 menit.

Mereka terinspirasi karena Onno telah dengan gagah berani berjuang melawan para birokrat dan perusahaan raksasa telekomunikasi yang ingin terus mendominasi akses informasi rakyat, bahkan dengan tindakan-tindakan represif. Tapi karena Internet adalah gerbang ilmu dan informasi dunia, Onno bertekad membebaskannya sampai akhirnya ia berhasil dengan fenomenal.

Onno bahkan menciptakan sebuah gerakan besar komunikasi rakyat yang mandiri, tanpa bantuan pemerintah, tanpa bantuan organisasi-organisasi keuangan dunia. Bahkan sejak 2005, gerakan Onno, RebelNet, telah mempunyai jaringan jutaan orang di seluruh Indonesia, tersambung ke 1500 sekolah, 2000 cyber-cafe, dan 2500 Hotspot Wi-fi di kota-kota penting. Ini adalah satu-satunya gerakan besar IT yang pernah terjadi di dunia.

Onno sudah bukan hanya pakar IT, tapi sudah dianggap seperti Robin Hood-nya IT Indonesia. Ia berjuang habis-habisan membela rakyat. Atau bahkan mungkin ia mirip dengan legenda sang dewa Prometheus. Prometheus, adalah seorang dewa dalam mitos Yunani yang karena cintanya mencuri Api milik Zeus untuk diberikan pada umat manusia. Banyak yang mengatakan pidatonya di Yale sangat inspirasional dan termasuk salahsatu pidato terbaik yang pernah diberikan di Yale (Conference Access to Knowledge, Yale Law School).

Richard Fuchs, Direktur IDRC Kanada (The Internasional Development Research Center, lembaga bentukan Parlemen Kanada), dengan gagah menyamakan perjuangan Onno dan para pengikutnya yang fanatik bagai penyerbuan ”virtual” ke ”Benteng Bastille” oleh rakyat pada penguasa seperti dalam Revolusi Perancis. (IDRC, “Onno The Liberator”).

Onno Purbo bersama Muhammad Yunus
peraih Nobel 2006, di Harvard Forum 2003


Di tahun 2003 lagi, Onno juga jadi salahsatu pembicara utama di Harvard Forum yang juga diikuti Muhammad Yunus (Grameen Bank, sebelum meraih Nobel Perdamaian 2006), Amartya Sen (peraih Nobel ekonomi 1998), dan Michael Spence (Nobel Ekonomi 2001).

Apa yang dicapai oleh Onno W. Purbo memang benar-benar membuat kita bangga sebagai bangsa Indonesia. Perjuangannya diakui dunia. Indonesia diakui dunia. Pemberontakan pada penguasa, visi besarnya, dan inovasinya yang genius sampai membuat dunia terkagum-kagum.

Dan apakah anda senang memanfaatkan hotspot untuk internet? Menyenangkan bukan? Mungkin banyak yang belum tahu, bahwa Indonesia adalah salahsatu bangsa terdepan di dunia dalam pengembangan teknologi Wifi secara masal.

Hotspot dengan teknologi Wi-Fi (internet memakai gelombang radio, nirkabel) sudah menjamur di seluruh Indonesia. Di kafe, restoran, kampus, sekolah, mal, rumah sakit, bandara, dan banyak tempat lainnya. Dan fasilitas yang menyenangkan ini bisa dinikmati kita semua, gratis, diantaranya berkat perjuangan Onno W. Purbo dan teman-temannya, gerakan RebelNet.

Perjuangan Menuju Kemerdekaan


”Menciptakan kebijakan pro-rakyat atau pro-liberalisasi akan selalu menghasilkan benturan. Manusia bisa menang lewat uang, kekuasaan, atau kekuatan massa. Tapi untuk kita rakyat biasa, satu-satunya pilihan adalah menciptakan gerakan massa – dan itu bisa sangat efektif”
Onno Purbo, GRAIN.org.


Hampir semua para pakar IT di negara-negara maju berpikir bahwa pengembangan IT adalah sesuatu yang rumit, canggih, dan harus memakan investasi jutaan dollar. Tapi orang Indonesia, bernama Onno W Purbo, membuktikan sebaliknya. Dan apa inti dari teknologi Onno Purbo yang sangat revolusioner itu? Salahsatunya yang dikembangkan sejak 2005, adalah Wajan penggorengan.

Ya, wajan bundar (dan seperti parabola) yang suka dipakai ibu-ibu kita dan tukang nasi goreng masak. Wajan aluminium ini digunakan seperti antena parabola untuk menangkap dan memancarkan gelombang radio internet. Inilah kegeniusannya. Hal-hal yang begitu sederhana, tapi sangat efektif, Wajanbolic. Orang-orang di Barat sampai tidak habis pikir.

Wajan ini awalnya dikembangkan Pak Gunadi, seorang penemu dari Purwakarta, lalu dipopulerkan ke seluruh dunia oleh Onno Purbo. Dan dengan wajan ini, sekelompok masyarakat dalam jangkauan RT/RW bisa membuat jaringan internet sendiri, berkecepatan tinggi sampai 11-54 Mbps sampai sejauh 3-5 km. Biayanya pembuatannya hanya Rp 300.000, lalu mereka bisa berlangganan internet 24 jam dari perusahaan telekomunikasi dan biayanya akan ditanggung rame-rame.

Sejak tahun 2000, Onno juga mempopulerkan telepon yang juga sangat murah dibanding tarif telepon biasa, telepon berbasis internet, VoIP. Gara-gara pemerintah ingin menaikkan lagi biaya telpon rumah, Onno lalu berjuang membentuk VoIP Merdeka. Ini lalu berkembang teknologinya dengan VoIP Rakyat. Dengan ini masyarakat tidak perlu lagi membayar mahal untuk bertelepon.

Sebelumnya jaringan RT/RW-net telah dimulai sejak tahun 1996. Saat itu jaringannya memakai kabel LAN (Local Area Network) yang cukup rumit untuk sambungan ke pelanggannya. Sedangkan sambungan ke internetnya menggunakan ADSL dan frekwensi WI-Fi 2.4 Ghz.

Gelombang 2.4 Ghz inilah yang menjadi kunci, sebuah gerbang yang istimewa menuju kemajuan bangsa Indonesia. Kenapa? Frekwensi inilah yang bila terbuka luas akan memungkinkan Indonesia mulai memasuki masa baru internet murah bagi semua orang.

Onno mempunyai impian, Gerbang besar informasi dan pengetahuan Indonesia akan terbuka luas. Nantinya, semua masyarakat, bahkan yang di pedesaan, anak-anak sekolah dimanapun, puluhan juta orang di seluruh Indonesia akan bisa menggunakan internet untuk mengakses seluruh ilmu pengetahuan termaju di dunia.

Ini akan menjadi Revolusi ilmu pengetahuan, komunikasi, dan informasi Indonesia. Ini tidak lagi hanya masalah IT, tapi sudah jadi gerakan rakyat yang bisa membangkitkan sebuah bangsa, menciptakan masyarakat baru berpengetahuan tinggi, Knowledge Based Society.

Tapi, ternyata tidak semudah itu untuk mewujudkan impiannya. Frekwensi 2.4 Ghz dibatasi pemerintah dan hanya boleh dipakai perusahaan telekom. Idenya untuk mendorong pembebeasan frekwensi ini segera ditentang banyak pihak. Banyak pejabat dan birokrat yang takut kekuasaannya dilangkahi. Dan perusahaan-perusahaan besar telekomunikasi tentu saja tidak mau profitnya anjlok. Kalau sistem komunikasi rakyat yang mandiri bisa benar-benar terwujud di Indonesia, mereka bisa bangkrut.

Tapi Onno serta kawan-kawan nekat mencuri-curi pemakaian gelombang khusus 2.4Ghz. Apa yang dilakukan pemerintah akan menghambat kemajuan masyarakat, dan sudah sepantasnya dilawan, bahkan kalau perlu dengan melawan hukum. Tindakannya ini tentu sangat berisiko bagi keselamatannya. Hidupnya bisa berakhir dalam sel penjara. Belum lagi Onno juga telah diberhentikan dari pekerjaannya sebagai dosen di ITB Bandung.

Para penguasa itu melakukan banyak cara untuk menggagalkan gerakan Onno dan kawan-kawannya. Dari intimidasi, represi, ancaman hukum, kejaran aparat, bahkan sweeping dan penyitaan peralatan untuk menghalangi gerakannya membebaskan internet. Menjelang akhir 2000, polisi bahkan menangkapi teman-teman Onno Purbo yang dianggap melanggar hukum telekomunikasi, dituduh memakai secara ilegal gelombang 2.4 Ghz dan mencuri pulsa telpon menggunakan VoIP. Rekan Onno, Adrie Taniwidjaya bahkan sempat mendekam di penjara selama 1 minggu, karena membuka jasa telpon lewat internet yang tidak kena pulsa normal.

Tapi perlawanan dari penguasa ini justru membuat fokus perjuangannya menjadi berlipat ganda. Internet adalah gerbang ilmu dunia, dan harus dimerdekakan demi kemajuan rakyat!


Renaisans Indonesia Abad 21


”Rahasia kunci sukses bangsa Indonesia agar bisa memimpin dunia:
membagi dan mengajari bangsa kita dengan ilmu!”
Onno W. Purbo.


Apa yang ada di internet? Mungkin segalanya.
Segala ilmu pengetahuan termaju yang ada di dunia, ribuan tahun sejarah umat manusia, kemungkinan-kemungkinan masa depan, planet Bumi, dan seluruh alam semesta. Para tokoh pemimpin besar, orang-orang genius, Einstein, Newton, Leonardo da Vinci, Bill Gates, Steve Jobs. Nanoteknologi, fusi nuklir, teknologi ruang angkasa, bioteknologi. Perusahaan-perusahaan terbesar di dunia, manajemen industrial, hiburan, film, musik, informasi pasar lokal dan global, analisis industri, resep masakan, dan segala hal yang bisa anda bayangkan.

Bayangkan bila ratusan juta rakyat Indonesia, sudah mempunyai akses ke sini. Bayangkan jika 40 juta anak Indonesia, pelajar dan mahasiswa, semua punya akses yang cepat dan murah ke sini, ke seluruh ilmu pengetahuan terunggul di dunia. Indonesia, akan menjadi sebuah bangsa dengan ratusan juta manusia-manusia cerdas. Ini, bisa jadi kenyataan, dengan revolusi internet.

Onno Purbo pun terus berjuang tanpa kenal menyerah. Berkat statusnya sebagai profesor dan namanya yang sudah dikenal luas sebagai pakar IT, Onno selalu bisa lolos dari tangkapan aparat.

Dan dengan segala kecerdasannya ia terus mencari cara untuk mewujudkan impian-impian besarnya. Tidak percuma dia juga adalah cucu salah seorang tokoh revolusioner Indonesia, pendiri Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara-lah yang menjadi tokoh yang memulai gerakan besar demi memerdekakan Indonesia dari kebodohan, melalui pendidikan. Hari lahir beliau, 2 Mei, adalah Hari Pendidikan Nasional Indonesia.

Dan itulah impian Onno Purbo juga, menghapus kebodohan dari seluruh rakyat Indonesia, dan menciptakan bangsa baru yang sangat cerdas, menggunakan teknologi. Dan Onno Purbo menemukan caranya. Caranya, adalah dengan sebuah gerakan yang besar dan strategis. Menyadarkan masyarakat luas dan membangun kekuatan masa, People Power! Target besarnya, pembebasan frekwensi 2.4 Ghz.

Perjuangannya pun segera memasuki level baru, kali ini lebih besar. Onno dan teman-temannya di seluruh Indonesia pun melancarkan gerakan yang tak kenal lelah untuk menyadarkan rakyat akan haknya mendapatkan akses yang lebih besar untuk pengetahuan dan informasi melalui internet. RebelNet.

Dengan kekuatan masa, ia akan melakukan sesuatu yang kelihatannya tidak mungkin, menggoyahkan kekuatan monopoli penguasa dan perusahaan raksasa telekomunikasi.

Seminar-seminar dan workshop dilakukan, dan makin lama makin ramai. Puluhan buku-buku dan artikel diterbitkan, dan jejaring mailist di internet terus dibangun. Dari puluhan orang, ratusan, ribuan, puluhan ribu, ratusan ribu orang ditularkan ilmu internet yang unggul oleh Onno dan teman-temannya.

Perjuangan strategis Onno Purbo yang tidak kenal lelah


Setelah bertahun-tahun, perjuangannya makin menampakkan hasil, ia bahkan mulai sering tampil di televisi dan menjadi seperti selebriti IT yang dikenal semua orang. Dan hasilnya jutaan orang di seluruh Indonesia mulai tercerahkan, dan mereka juga sangat antusias menyambut ide-ide revolusioner Onno Purbo. Internet, akses ke semua ilmu pengetahuan dan teknologi terunggul di dunia, yang murah dan tanpa batas.

Dan akhirnya gerakan besarnya menuai hasilnya. 5 Januari 2005 menjadi hari bersejarah bagi dunia internet Indonesia dan Onno Purbo. Setelah berjuang bertahun-tahun, berkat dorongan dari masyarakat yang telah disadarkan dan pengakuan dari seluruh dunia, pemerintah lewat Menkominfo akhirnya secara resmi mengumumkan bahwa spektrum 2.4 Ghz itu bisa digunakan oleh semua orang secara bebas, tanpa ada pembatasan apapun lagi. Satu impiannya telah jadi nyata.

Sebegitu suksesnya, namanya makin banyak berkibar di dunia internasional. Tidak pernah ada gerakan yang seperti itu dalam dunia IT internasional, dimanapun. Bahwa satu orang, berhasil membangun kekuatan yang begitu besar. Bahkan lebih kuat dari perusahaan raksasa telekom.

Dan seperti tertulis diatas, seluruh dunia telah memintanya untuk ditularkan ilmunya, bahkan negara-negara yang paling maju teknologinya. Onno Purbo, menjadi fenomena dunia IT global. Dia juga diundang ke seluruh dunia dari Kanada, Jerman (iRights, Urheberrechti In Der Digital Welt), Belanda, Denmark, sampai India, Afrika Selatan, Mesir, Bangladesh (bekerjasama dengan Muhammad Yunus, Grameen Bank), Thailand, bahkan di atas pegunungan di Bhutan.

Berkat Onno dan RebelNet, Indonesia diakui seluruh dunia sebagai contoh sukses pengembangan IT di dunia.


Indonesia Masa Depan, Bangsa Berteknologi Maju

”Apa arti 20-30 juta pengguna Internet di Indonesia? Artinya sangat dahsyat sekali!! Bayangkan populasi (seluruh) penduduk Australia hanya 20 juta orang, Malaysia hanya 23 juta orang, Canada hanya 31 juta orang, Singapore jelas tidak ada apa-apa (hanya sekitar 5-6 juta orang). Jelas-jelas negara-negara ini akan tenggelam ditelan badai Indonesia di Internet!”.


Orang Indonesia, Onno W. Purbo adalah contoh bagi seluruh dunia. Sebuah gerakan besar yang dimulai dari ide-ide yang begitu sederhana, tapi dengan kepedulian yang besar.

Ia seperti Muhammad Yunus, peraih Nobel Perdamaian, yang membantu jutaan orang Bangladesh keluar dari kemiskinan, hanya dengan 27 Dollar dari kantongnya (sekaligus menciptakan bank bernilai 6 Milyar Dollar). Onno Purbo, adalah manusia dengan levelnya yang tertinggi, yang memberikan inspirasi dan pencerahan pada bangsanya, jutaan orang sekaligus, dan bahkan pada dunia.

Cita-citanya yang masih ingin ia wujudkan adalah melihat seluruh 220.000 sekolah dan 46 juta siswa di seluruh Indonesia terhubung ke internet. Dan mungkin, dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, impian besarnya, dan impian besar kita semua, akan menjadi kenyataan. Indonesia akan memasuki zaman baru. Sebuah masyarakat Indonesia yang berbasis pengetahuan unggul. Ratusan juta manusia unggul. Sebuah Indonesia baru.

Dan di jaman globalisasi ini, ekonomi Indonesia pun akan mulai masuk menjadi ekonomi bangsa-bangsa maju, ekonomi berdasarkan pengetahuan dan teknologi yang bernilai tambah besar, knowledge based economy. Kita tidak lagi hanya bergantung dari penjualan sumber-sumber daya alam saja. Pengaruhnya benar-benar besar.

Dan seandainya Indonesia bisa menjadi pemimpin dalam bidang revolusi internet, bangsa kita akan menjadi pemimpin dalam penyerapan segala ilmu pengetahuan termaju di dunia, dan mungkin kita akan menjadi bangsa termaju di dunia.

Seperti impian besar Onno Purbo, ”Bukan mustahil, bangsa Indonesia akan menjadi pemimpin dunia Internet, khususnya untuk Infrastruktur yang berbasis masyarakat. Dunia-pun belajar pada kita, Bangsa Indonesia!”.




* * * * *


NS (NetSains) : Kalau diberi kesempatan memperbaiki sistem di negara ini, apa yang kang Onno ingin perbaiki?
OWP : Sekolah! Masa depan bangsa ini tergantung pada anak-anak muda yang ada di negara ini. Kalau sekolah kita ditelantarkan, sampai kapanpun tidak mungkin negara ini akan maju. Sambungkan 220.000 sekolah ke internet, sambungkan 46,5 juta anak Indonesia ke internet. Itu aja sih...
Netsains.com.

4 comments:

DEDI DWITAGAMA said...

mangga, sy tak keberatan foto sy digunakan ... trm ksh

Hilmy Nugraha said...

dahsyat om onno!

Daddy said...

Hal ini semakin menguatkan asumsi bahwa sebenarnya banyak orang Indonesia yg cerdas, Bung Onno lah salah satunya. Tp apabila sekarang 220.000 sekolah di on-line kan, kita juga harus mengetahui sejauh mana kesiapan masyarakat kita terhadap badai 'negative' dari situs-situs 'hitam' yg siap mengikis norma-norma. Dg adanya solusi terhadap badai 'negative' ini, sy yakin akan semakin 'memperdahsyat' revolusi internet ini.......... Thank's

Eko Laksono said...

Betul pak Cepy. Onno Purbo juga menunjukkan bahwa 1 orang pun kalau kemauannya besar bisa membawa perubahan yang sangat besar. Salam, Eko laksono. Badai negative juga bisa diminimalkan, syaratnya itu tadi, kemauan aja.