Tuesday, August 18, 2009

Andrea Hirata : Sebuah Masterpiece Untuk Indonesia


Andrea Hirata : Sebuah Masterpiece Untuk Indonesia

“Imagination is more important than knowledge.
For knowledge is limited, whereas imagination embraces the entire world, stimulating progress, giving birth to evolution”.
Einstein (1879-1955)


Menyatakan Laskar Pelangi
sebagai buku yang bagus adalah sebuah understatement besar-besaran. Laskar Pelangi, adalah sebuah Mahakarya, A Masterpiece. Sebuah magnum opus dari seorang genius dengan imajinasi yang nyaris tak terbatas.

Andrea Hirata, ibarat orang yang begitu mencintai pengetahuan, dan pengetahuan mencintainya balik dan menganugerahinya segala keajaiban yang ada padanya. Beragam pencerahan yang ada di buku ini membuatnya mampu menginspirasi jutaan orang, dan dipuji-puji oleh hampir semua tokoh terbaik negeri ini.

Laskar Pelangi adalah sebuah epik kemanusiaan yang heroik, yang hebatnya, justru datang dari sekelompok anak-anak istimewa (dan setengah sinting) yang bersekolah di sebuah sekolah reyot yang nyaris roboh di Belitong. Mereka adalah Lintang, Ikal, Sahara, Mahar, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani dan Harun, yang memulai petualangan-petualangan besarnya dari bawah pohon Filicium yang rindang..

Bersama mereka kita akan berpetualang menembus alam semesta, batas-batas ruang dan waktu, dan ke dalam keajaiban jiwa manusia yang penuh warna-warni, seperti pelangi.


Di cerita ini kita akan berkenalan dengan Lintang, seorang anak kecil yang super-genius. Sejak hari pertama bersekolah ia pergi bersepeda sejauh 40 km dari rumahnya hanya untuk satu tujuan, ia ingin tahu segalanya. Semuanya.

Ia ingin terbang tinggi menembus bintang-bintang, melihat Galaksi raksasa Andromeda dan menikmati kecantikan Nebula Triangulum. Ia ingin menguping obrolan Einstein, Newton, Galileo, dan menyelami pikiran-pikiran paling cemerlang dari manusia-manusia paling cerdas di muka bumi. Atau menengok kemegahan kerajaan-kerajaan besar masa lalu, Babylonia dan Byzantium beratus-ratus tahun yang lampau. Lintang, anak dusun yang ditakdirkan punya otak secemerlang Newton dan Einstein.

Baginya, sekolah adalah suatu tempat di balik pelangi yang paling indah dan terhebat di seluruh dunia. Tempat yang akan dia raih walaupun harus melewati sungai berisi buaya sebesar batang pohon kelapa dan rawa-rawa yang seram dan angker. Untuk mencapai tempat impian itu, bahkan resiko dimakan buaya pun akan tidak ada artinya. Kekuatan impian yang menakjubkan, daya juang yang begitu hebat dari seorang anak kecil.

Sekolah reyot yang penuh kemeriahan itu dijaga oleh dua kebijaksanaan, Pak Harfan yang ganteng (mirip Tom Hanks, tapi yang sedang terdampar di pulau) dan juga Bu Mus (Muslimah) yang cantik, baik hati, jangkung, dan menyenangkan.

Cerita Andrea Hirata benar-benar membuat pulau Belitong terasa seperti sebuah tempat yang magis dan fantastis, ramai dengan legenda yang mengasyikan dan imajinatif. Bahkan sumur-sumurnya yang gelap dan dalam adalah gerbang menuju ke dunia lain, dan gunung-gunungnya yang hijau adalah penjelmaan ular naga raksasa yang sedang tidur selama beribu-ribu tahun.

Kontras dari sekolah Laskar Pelangi adalah puncak dunia bernama PN Timah. PN Timah, lokasi eksklusif beraset triliunan, tempat para ”dewa-dewa” tinggal di istana-istananya yang megah bergaya Victorian, makan chicken gordon bleu dan gorgonzola soup, dan tempat seorang ayah yang mengapalkan piano grand klasik Stenway dari Jakarta untuk anaknya (Flo), yang bahkan enggan belajar piano.

Bersama anak-anak Laskar Pelangi kita akan mengalami petualangan yang seru dan menegangkan. Berpetualang menyelami dunia mistis dan fantastis para pemuja buaya, mitos-mitos aneh hutan-hutan gelap Belitong yang angker, berhantu dan penuh misteri, bahkan bercengkerama dengan para penggemar UFO dan alien.

Kita juga akan berkenalan dengan manusia separuh makhluk gaib di pulau lain bernama Tuk Bayan Tula, yang telah mempersiapkan sebuah kejutan besar untuk anak-anak nakal Laskar Pelangi. Membaca bab ”Societeit de Limpai” dan ”Pulau Lanun” seperti membaca petualangan ”Lima Sekawan” yang dulu senang saya baca waktu kecil.

Kalau anda menyenangi ”The da Vinci Code”, dan ”Angels and Demons” yang rumit, atau novel ”Perfume” yang dipuja-puja setinggi langit, anda pasti akan sangat menikmati keajaiban Laskar Pelangi.

Ada banyak inspirasi dalam Laskar Pelangi. Bagaimana para guru dan anak-anaknya menjalani hidup yang seringkali kita anggap berat, tapi mereka hadapi dengan riang, lucu, dan dengan kebijaksanaan yang menyentuh.

Seperti saat kita di Jakarta sering meributkan gedung sekolah yang mesti megah, sementara anak-anak Laskar Pelangi bersekolah di sekolah reyot dengan penuh keceriaan dan semangat. Disana anak-anak bisa mendapatkan ilmu-ilmu besar, yang bahkan membuat Andrea bisa bersekolah sampai di Sorbonne, Universite de Paris.

Waktu anak-anak itu pernah sekali mengeluh, mereka diberi cerita ringan oleh Bu Mus yang bijaksana. Bu Mus hanya menunjukkan gambar sel Sukarno di Bandung yang sempit dan kelam, bagaimana pembelajarannya disana justru membuatnya jadi manusia paling cerdas dan paling kuat di dunia, salahsatu pendiri bangsa terbesar di dunia (Perempuan-perempuan perkasa, hal 31).

Hasil renungan yang dalam, bagaimana manusia-manusia terkuat dan genius dilahirkan dari inspirasi dan teladan, bukan dari uang ratusan juta atau gedung-gedung mewah.


Laskar Pelangi bukan hanya sebuah buku cerita. Laskar Pelangi adalah petualangan terhebat menembus alam semesta kemanusiaan yang heroik, menyenangkan, dan sangat mengagumkan. Sebuah mahakarya dari seorang yang memiliki imajinasi cemerlang dan tanpa batas, Andrea Hirata.

Dan buku Laskar Pelangi, dengan segala kegeniusannya, kedahsyatan ilmunya, dan karakter-karakter manusianya yang unggul telah menginspirasi ratusan ribu bahkan mungkin jutaan orang di seluruh Indonesia. Filmnya juga telah ditonton oleh jutaan orang, bahkan menurut berita terakhir (Kompas Maret 2009), telah ditonton 4,6 juta orang, termasuk Presiden SBY.


Buku dan Peradaban Unggul

Sebuah buku bisa mengubah seseorang.
Membuatnya jadi lebih cerdas, lebih kuat, dan bangkit semangatnya. Buku-buku terbaik bisa merubah banyak orang, ribuan orang, jutaan, dan bahkan merubah seluruh bangsa. Itulah kenapa semua pemimpin besar adalah pembaca buku. Buku-buku terbaik membentuk kebesaran mereka.

Alexander the Great, murid dari Aristoteles, kemanapun pergi selalu membawa buku heroik Iliad (Homer). Dia selalu merasa kuat dan heroik seperti Achilles setelah membaca buku itu, membuatnya merasa mampu menaklukan seluruh dunia.

Napoleon, atau George Washington, John F. Kennedy, Gandhi, Hitler, atau Isaac Newton, Einstein, Leonardo da Vinci, Bill Gates, Rockefeller, Andrew Carnegie, semua tokoh besar adalah pembaca buku. Semua pemimpin besar kalau akan merubah bangsanya, awalnya mereka akan menulis buku, begitu juga Sukarno dan Hatta. Dengan buku yang murah dan sederhana, ide besar akan segera menjangkau jutaan orang dengan sangat mudah.

Di Amerika Januari 1776, sebuah buku sederhana diterbitkan, judulnya ”Common Sense” (Thomas Payne). Dan buku itu dibaca oleh George Wahington, Benjamin Franklin, dan lebih dari 100 ribu orang Amerika lainnya. Berkat buku inspiratif itu (lebih tepatnya provokatif), seluruh Amerika bangkit melawan tirani imperium Inggris. Amerika merdeka.

Sukarno di Indonesia membuat tulisan provokatif "Indonesia Menggugat" yang sangat dahsyat, lalu dijadikan buku, dan banyak orang Indonesia dan para tokohnya tergerak untuk bangkit dan berjuang.

Semua pemimpin agama terbesar, para Nabi-nabi mempunyai buku. Nabi Muhammad mempunyai Al-Qur’an, Yesus Kristus mempunyai Injil. Milyaran pengikutnya di dunia membacanya setiap hari dan menjadi dekat dengan Sang Pencipta.

Di benua Eropa sebelum abad 15, bangsa Eropa adalah kumpulan orang-orang paling terbelakang di dunia. Mereka hidup dalam Zaman Kegelapan, zaman kebodohan, lemah dan tanpa moral. Tapi sesuatu diciptakan di tahun 1436, dan Kebangkitan Besar benua itu terjadi. Eropa berubah dari bangsa primitif menjadi penguasa-penguasa dunia.

Mesin ajaib yang merubah dunia itu adalah Mesin Cetak Gutenberg. Dengan benda itu, terjadi ledakan besar-besaran jumlah buku di Eropa, dan orang-orang Eropa menjadi manusia-manusia tercerdas di Bumi. Itu masih ditambah lagi dengan gelombang buku-buku latin ke seluruh Eropa pasca jatuhnya Konstantinopel (1453).

Buku yang baik, merubah umat manusia. Dan Laskar Pelangi telah menjadi inspirasi besar pada berjuta-juta manusia Indonesia. Bahwa pendidikan yang inspiratif bisa merubah seseorang, membuatnya menjadi manusia-manusia unggul. Bahwa pendidikan terbaik, bahkan kegeniusan, datang dari inspirasi, inspirasi para guru dan anak-anak yang mencintai ilmu pengetahuan, dan inspirasi besar bisa tumbuh di sekolah reyot yang hampir rubuh.

Bahwa kecerdasan tinggi bukan timbul dari biaya sekolah yang mahal, tapi dari rasa ingin tahu, dan dari membaca, membaca buku-buku terbaik. Dan bahwa semua orang punya hak untuk bermimpi, apapun yang dia inginkan, bahkan mimpi ke Sorbonne, Paris.

Dan bersama Laskar Pelangi, bangsa Indonesia boleh kembali bermimpi. Bermimpi bahwa dengan apapun kekurangan kita sekarang, kita tetap bisa bersemangat. Apapun bisa terjadi, bahkan yang terbaik. Dan kalau jutaan anak-anak Indonesia telah cukup belajar (dan membaca Laskar Pelangi), maka suatu hari nanti kita bisa bangkit menjadi bangsa baru yang sangat cerdas, unggul, dan penuh optimisme.



4 comments:

Hilmy Nugraha said...

i ilke andrea hirata, and all his masterpiece..

Eko Laksono said...

Ya, Andrea Hirata memang the best. harusnya semua orang Indonesia baca Laskar Pelangi. El.

Anonymous said...

the best writer in Indonesia,,,,, cpedd kluar yah novel maryamah karpov jilid 2,, critanya nanggung bgd tuhhhh

stanley bavel said...

ajiib..