Wednesday, August 15, 2007

Merubah Dunia, Dengan 27 Dollar


"I was teaching…and feeling helpless. I teach beautiful theories of economics, and people are going hungry. I said, 'Forget about those theories. I'm a human being, I can go and touch another person's life.'"

Muhammad Yunus, Peraih Nobel Perdamaian 2006.


Apa artinya menguasai teori-teori ekonomi yang hebat, kalau saudara-saudaranya tetap kelaparan? Prof. Muhammad Yunus dari Bangladesh merasa resah. Ia melihat orang-orang di kampungnya kesusahan. Mereka susah bekerja, sulit mendapatkan uang, dan mereka dijerat oleh rentenir. Anak-anaknya pun kebanyakan tidak bisa bersekolah. Hidup benar-benar sulit.

Muhammad Yunus tidak bermimpi untuk merubah dunia. Dia hanya merasakan kesulitan hidup mereka. Ia lalu mengajak mereka ngobrol. Tidak mengajari mereka, ia mendengarkan mereka. Mendengarkan dengan hatinya. Berapa hutang mereka, berapa yang mereka butuhkan untuk mengembangkan usaha mereka. Ia mendapat jawabannya. 27 dollar. Untuk warga sekampung, 42 orang. 27 dollar, yang ia langsung ambil dari dompetnya.

Hanya 27 dollar, dan orang-orang di kampung itu seperti mendapat keajaiban. Dengan 27 dollar itu beban berat yang mereka tanggung tiap hari seperti tiba-tiba diangkat. Mereka bebas dari rentenir. Bebas dari jeratan hutang yang mencekik mereka. "Muhammad Yunus telah menyelamatkan kita!". Mungkin itulah yang dirasakan para warga kampung itu. Sekarang mereka bisa hidup dengan lebih leluasa, mengembangkan usaha mereka, mendapatkan penghasilan yang lebih baik, dan menyekolahkan anak-anak mereka. Tidak perlu jaminan apapun untuk uang itu, bukan cuma karena jumlahnya kecil, tapi Muhammad Yunus telah memberikan keajaiban bagi hidup mereka, dan mereka akan melakukan apapun untuk mengembalikan uang itu. Uang yang dikembalikan berkembang dengan cepat. Ceritanya makin tersebar luas, dan makin luas, dan makin luas.

Sekarang dia dikenal di seluruh dunia, mengeluarkan pinjaman sampai 6 milyar dollar (!) lewat Grameen Bank, membantu 7 juta orang keluar dari jerat kemiskinan, menjadi tamu kehormatan para pemimpin dunia, berteman dengan Bono (U2) dan Oprah Winfrey. Hal-hal kecil, yang dimulai dari hati yang baik bisa berbuah keajaiban. Hal-hal kecil, bisa merubah dunia.


(Awas provokasi!)
Oke, dan bukankah seharusnya sebuah pemerintah yang memiliki uang ratusan trilyun bisa berbuat lebih baik? Pelajari lebih banyak lagi, micro-credit, social business, di : buku-buku, wikipedia, video youtube: Muhammad Yunus.


It's Not Just About the System, People!

Satu orang yang benar-benar peduli akan lebih bermanfaat dari kumpulan 1.000 orang pintar yang tidak terlalu peduli. Tapi Satu orang yang peduli, dan juga memiliki pengetahuan yang unggul, maka sesuatu yang besar pasti terjadi. Muhammad Yunus bukan seorang birokrat. Muhammad Yunus, adalah seorang aktivis, yang bergelar profesor. Ia adalah orang yang telah mengambil keputusan, “Saya tidak bisa diam saja melihat semua ini, dan saya akan melakukan sesuatu”.

Semua pemimpin terbesar dunia, seperti Nabi Muhammad, Gandhi, Sukarno-Hatta, adalah mereka yang mempunyai ilmu unggul dan terdorong untuk berbuat sesuatu. Orang-orang seperti ini tidak hanya akan berusaha, mereka akan berjuang habis-habisan, dan berkorban, dan membaktikan seluruh hidup mereka demi tercapainya tujuan mereka, mengangkat derajat hidup orang lain. Itulah keajaiban Muhammad Yunus. Kemarin Muhammad Yunus datang ke Indonesia (awal Agustus 2007). Dia seharusnya mendapat sambutan kenegaraan di bandara.



"The single-minded ones, the monomaniacs, are the only true achievers. Whenever anything is being accomplished, it is being done, I have learned, by a monomaniac with a mission."

Peter Drucker, 'Adventures of a Bystander',
monomaniacs, orang-orang yang telah mempunyai fokus hidup yang ekstrim.


"Nemo vir est qui mundum non reddat meliorem"
What man is a man, who does not make the world better?

4 comments:

nendra said...

Orang besar bukan orang yang mendapatkan sambutan yang megah. Tetapi orang yang merubah dunia tanpa diketahui orang lain.

Eko Laksono said...

hi nendra. anda tentu benar, orang besar pastinya akan rendah hati dan akan berjuang tanpa pamrih. mungkin disini konteksnya lebih pada seberapa besar kita, bisa memberikan penghargaan pada orang lain, terutama yang telah memberi inspirasi pada kita.trims dan salam, El.

nendra said...

saya sangat setuju dengan Anda Bung. Saya menyadari bahwa konsekuensi menjadi orang besar adalah dielu-elukan orang banyak; dari orang yang terinspirasi maupun orang yang mengagumi perjuangan kita. Membaca blog Anda membuat saya menyadari bahwa masih ada banyak kebaikan dan keindahan di dunia ini pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya. Saya semakin menyadari bahwa Indonesia merupakan sebuah bangsa yang besar, yang tidak kalah besar dengan bangsa lain termasuk negara-negara maju di Eropa maupun Amerika.
Terima kasih sudah berbagi inspirasi dan motivasi ini dengan kami semua.

Eko Laksono said...

thx juga mas Nendra. ditunggu kembali kunjungannya. Salam, el.