Sunday, August 12, 2007

Rahasia Keunggulan Para Tokoh Besar




"If I have been able to see further, it was only because I stood, on the shoulders of Giants."
Isaac Newton


Semua tokoh–tokoh terbesar dunia adalah para penyerap ilmu pengetahuan besar. Mereka mendapatkan pengetahuan besarnya, terutama dari membaca. Mereka adalah kutu buku kelas berat.

Harun al-Rasyid (dari Masa Keemasan Peradaban Islam, Zaman 1001 Malam) adalah penggemar karya-karya Plato dan Aristoteles.

Napoleon adalah pembaca kelas berat. Dia membaca tentang Alexander the Great, Julius Caesar (juga "Perang Galia"), Plutarch, Homer, Plato, Rousseau, berbagai buku tentang kemiliteran, sejarah, pemerintahan, geografi, bahkan membaca Al-Qur’an semasa ekspedisinya ke Mesir.

Isaac Newton sejak muda membaca karya para tokoh–tokoh besar masa lalu, "The Giants", Euclid, Kopernicus, Galileo, Descartes dan banyak lainnya.

Hitler adalah pembaca buku–buku militer, buku sejarah kebesaran Jerman, Bismarck, filosofi Nietzsche, dan banyak lainnya. Saat menganggur dipakainya untuk menghabisi buku–buku di perpustakaan di Wina, Austria.

Einstein suka bolos sekolah untuk bisa membaca lebih banyak.

John F. Kennedy tidak hanya pembaca buku. Ia menulis buku "Profiles in Courage" yang meraih penghargaan tertinggi Pulitzer tahun 1957.

Bill Gates (pendiri Microsoft, orang terkaya di dunia) menghabisi seluruh buku komputer di perpustakaan sekolahnya hanya dalam waktu beberapa minggu.

Alexander The Great kemanapun pergi selalu membawa buku cerita kepahlawanan pahlawan besar Achilles berjudul "Iliad " karangan Homer.

Mukjizat terakhir yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad Saw. adalah sebuah buku.

Bagaimana Dengan Tokoh-tokoh Besar Indonesia?

Sukarno sejak remaja (di hbs/SMU) sudah senang membaca buku-buku filsafat Voltaire dan Rousseau, tokoh-tokoh Marx, Karl Kautsky, dan Lenin, juga para bapak bangsa Amerika, Washington, Jefferson, dan Lincoln. Ada juga Ernest Renan dan H.G Wells. Sukarno juga belajar berpidato selain dari Tjokroaminoto juga dari membaca buku seperti dari Adler dan Jean Léon Jaurès (1859-1914), pemimpin sosialis Prancis. (Siapakah tokoh-tokoh yang begitu dikagumi Sukarno ini? lihat Wikipedia.org)
("selama masa hbs ia (Sukarno) bagaikan busa yang mengisap semua informasi intelektual yang bisa ia peroleh. 'Buku menjadi teman saya,' ceritanya." Kutipan dari Soekarno, Biografi 1901-1950, Lambert Giebels).

Mohammad Hatta memiliki perpustakaan besar, sangat besar. Jumlah bukunya? 30.000 buah. Ia sudah sangat gemar membaca sejak kecil. Semua Bapak bangsa Indonesia sejak sekolah menengah (Hbs) menguasai 4 bahasa sekaligus, Belanda, Prancis, Inggris, Jerman. Ini berarti mereka juga mempunyai kemampuan menyerap pengetahuan, dari 4 bahasa dunia sekaligus. Keunggulan mereka, daya belajar mereka, pengetahuan mereka yang unggul.. (cukup jelas kan kenapa mereka dulu bisa mengalahkan Belanda?)

Jika para tokoh bangsa Indonesia itu menyerap semua pengetahuan dunia seperti itu, bagaimana mungkin mereka tidak menjadi sejajar dengan para tokoh besar dunia?
Jika nanti Ratusan Juta Manusia Indonesia menyerap pengetahuan dari semua manusia-manusia terbesar dunia, bukankah ratusan juta manusia itu juga akan menjadi manusia-manusia yang unggul di dunia?
(Ratusan juta manusia yang akan menyerap semuanya, dari Nabi Muhammad, Napoleon, sampai Kennedy. Dari Leonardo da Vinci, Newton, sampai Einstein. Dari Adam Smith, Rockefeller, sampai Bill Gates. Buku. Membaca). Dan pastikan anak anda senang membaca, dia mungkin juga akan jadi orang besar.

Great Input = Great Mind.

(sinetron input = sinetron mind. Ratusan juta orang nonton sinetron = sinetron nation = dark ages..).

Read. Learn.

Fenomena Paul Potts !

Salahsatu momen paling menggetarkan dalam sejarah televisi Inggris. Paul Potts, salesman telepon mencoba menyanyi opera di depan para juri termasuk Simon Cowell (American Idol) di acara Britain’s Got Talent. Lagu yang dipilihnya adalah Nessun Dorma, karya besar Puccini. Para juri "tidak terlalu optimis".

“Dilegua, o notte! Tramontate, stelle!
Tramontate, stelle! All'alba vincerò!
Vincerò! Vincerò!”

Vanish, o night! Set, stars! Set, stars! At dawn, I will win! I will win! I will win!

Nessun Dorma adalah aria (nyanyian opera) dalam salahsatu karya besar Giacomo Puccini, Turandot.

Saturday, August 11, 2007

Mattie Stepanek..



"When power leads man toward arrogance, poetry reminds him of his limitations. When power narrows the area of man's concern, poetry reminds him of the richness and diversity of existence. When power corrupts, poetry cleanses.."

John F. Kennedy



MATTIE STEPANEK mungkin adalah penulis puisi cilik paling terkenal di dunia. Percaya atau tidak, dia sudah menulis puisi sejak umur 3 tahun. Puisi-puisinya berkisah tentang dunia yang penuh keriangan khas anak-anak, tapi dengan kedewasaan seperti orang yang telah melalui banyak hal, dan mendapatkan pencerahan.

Mattie, menderita penyakit yang berat sejak kecil, penyakit degenerasi otot muscular dystrophy. Dan dia harus hidup di kursi roda dengan mesin penopang hidup, lengkap dengan tabung oksigennya. Hidup sepertinya tidak mudah bagi Mattie. Tapi Mattie adalah seorang anak yang istimewa. Mattie, hanya berpikir kebahagiaan. Inilah salahsatu puisinya yang telah didengar di seluruh dunia.

"For Our World"

We need to stop.
Just stop.
Stop for a moment
Before anybody
Says or does anything
That may hurt anyone else.

We need to be silent.
Just silent.
Silent for a moment
Before we forever lose
The blessing of songs
That grow in our hearts.

We need to notice.
Just notice.
Notice for a moment
Before the future slips away
Into ashes and dust of humility.

Stop, be silent, and notice
In so many ways, we are the same.
Our differences are unique treasures.
We have, we are, a mosaic of gifts
To nurture, to offer, to accept.

We need to be.
Just be.
Be for a moment
Kind and gentle, innocent and trusting,
Like children and lambs,
Never judging or vengeful
Like the judging and vengeful.

And now, let us pray,
Differently, yet together,
Before there is no earth, no life,
No chance, for peace.

September 12, 2001

Mattie telah tampil di Larry King Live, Oprah Show, dan puisinya menyentuh hati jutaan orang. Ia bersahabat dengan tokoh-tokoh pujaannya, seperti mantan presiden Jimmy Carter dan pelawak Jerry Lewis. Mattie akhirnya meninggal dunia di umur 13 tahun pada 22 Juni 2004.

Bagaimana seorang anak, yang sedang sakit sangat parah dan menunggu kematian, bisa tetap ceria memandang kehidupan, dan memberikan inspirasi pada banyak orang? Kenapa hidup dan mati, penyakit yang mematikan hanya menjadi masalah kecil?

Mungkin dia tahu Tuhan sudah menunggunya di surga, dan hidupnya yang singkat, seperti halnya hidup kita semua, menjadi kesempatannya yang luar biasa untuk memberikan sesuatu bagi orang lain. Menyebarkan kebahagiaan bagi dunia.

(dapatkan informasinya lebih banyak di : wikipedia, youtube video).

Senjata Rahasia Industri Jepang

Inilah senjata rahasia industri Jepang yang nyaris menghancurkan Amerika. Tapi rahasia kekuatan Jepang yang sebenarnya...(ini rahasia lho!!), adalah kecepatan bangsa Jepang dalam mengadopsi semua ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru.

TQM adalah bagian dari sistem besar Kaizen, yang dasarnya berarti Proses belajar dan perbaikan terus menerus.

Hidup itu 'kompleks' dan 'berat', tapi..




Central Park, New York


"People are often unreasonable, illogical, and self-centered;
Forgive them anyway.

If you are kind, people may accuse you of selfish, ulterior motives;
Be kind anyway.

If you are successful, you will win some false friends and some true enemies;
Succeed anyway.

If you are honest and frank, people may cheat you;
Be honest and frank anyway.

What you spend years building, someone could destroy overnight;
Build anyway.

If you find serenity and happiness, they may be jealous;
Be happy anyway.

The good you do today, people will often forget tomorrow;
Do good anyway.

Give the world the best you have, and it may never be enough;
Give the world the best you've got anyway.

You see, in the final analysis,it is between you and God;
It was never between you and them anyway."


Dalam hidup kita yang lumayan singkat ini, kita berusaha untuk hidup dengan baik, menjadi baik.
Kita berjuang mencari kebahagiaan, hidup tanpa kesulitan, tanpa sakit hati.
Tapi hidup tidak selalu seperti yang kita impikan, dan kita berjuang mencari jawaban, mencari makna, mencari alasan, reasons.

Kita menjadi orang baik dan berharap semua orang akan baik kepada kita.
Kita berjuang mencari kesuksesan, prestasi diatas orang lain, dan berharap orang lain menghormati kita.
Kita mau menjadi orang kaya-raya, dengan harta berlimpah, berharap bisa membeli sedikit kebahagiaan dan mengenyahkan semua masalah dengannya.
Kita membeli barang-barang mahal, baju bagus, mobil yang lebih mahal, rumah megah, atau sekedar ponsel terbaru, laptop, sehingga orang lain tidak akan pernah merendahkan kita.
Kita ingin menjadi raja, mempunyai status terhormat, terkenal, membuat orang lain menghormat-hormati kita. Tapi seperti Anda lihat, hidup mereka mungkin lebih berat dari kita.

Manusia sangat kompleks, dunia sangat kompleks, and maybe the world is just a series of great chaos anyway. And we are mere human, dengan segala kekurangan dan kealpaannya. Kita bisa berusaha menjadi manusia yang baik, tapi siapa yang mampu mengendalikan dunia? Tapi mungkin itu sejatinya bukan masalah yang ‘besar-besar amat’.

Ketidakbahagiaan pastinya bisa dikurangi. Tuhan itu maha mengasihi manusia. Dan kalau dipikirkan, mungkin masalah kita adalah akibat perbuatan kita sendiri. Tapi kekurangan pun bisa diperbaiki, Tuhan, yang maha pengasih, telah memberikan kita pikiran, dan hati. Manusia bisa berubah, dan bisa lebih bahagia.

Manusia bisa mendapatkan cinta, dan bisa mendapatkan lebih banyak cinta. Cinta dari teman, sahabat, orangtua, pasangan hidup kita. Cinta membuat kebahagiaan berlipat ganda, dan kesedihan kita berkurang, bahkan hilang. Tapi cinta manusia juga tidak selalu sempurna. Kadang, tapi tidak selalu, cinta mengkhianati kita. Tapi kita bisa belajar, bisa bersabar, bisa selalu menjaga hati. Dan, nikmati saja hidup ini.

Dan akhirnya, hanya akan ada satu kepastian cinta. Cinta kepada Tuhan, cinta dari Tuhan. Tuhan adalah cinta yang pasti, yang saat kita mempersembahkan cinta kita, Dia akan membalasnya lebih besar. Yang saat kita membutuhkannya, Dia pasti akan selalu ada. Kadang kita tidak langsung melihatnya, tapi mungkin ada caranya mendengar bisikan lembut Tuhan, kita hanya perlu mempelajarinya, makin mendekatkan diri pada-Nya, mendengarkan-Nya dengan hati yang pasrah, bukan hanya dengan tubuh kita.




Seandainya hidup dan pikiran kita bisa begitu ‘terjerat’ dalam cinta kasih Tuhan yang damai dan sejuk, daripada dalam segala masalah dan luka hati kita..

Seandainya kita bisa merasakan kebahagiaan-kebahagiaan yang menyejukkan setiap kali kita berjumpa Tuhan..

Dan seandainya kita bisa melihat masalah hanya sebagai ujian-ujian kecil dari hidup kita yang singkat. Dan maka kebahagiaan sejati akan perlahan menjemput kita…

Dan ingatlah hidup itu memang begitu singkat, dan ujungnya hanya satu, kembali kepada cinta-Nya, di surga.




Kita, cinta, Tuhan, simpel, indah.












(mungkin kita perlu belajar ngaji lagi ya...or Sufism maybe? Rumi?).


Baca juga file “On Heroes…, Thomas Carlyle”, tentang ketegaran orang-orang besar dalam terus berjuang dan memperjuangkan umat manusia. Be with God, always, but never give up on humanity.

MASALAH DI SEKOLAH


“Knowledge which is acquired under compulsion
has no hold on the mind“
Plato

ISAAC NEWTON dituduh anak bodoh oleh gurunya karena suka melamun dan tidak konsentrasi.

THOMAS A. EDISON senang belajar dan suka bertanya, tapi malah dikeluarkan dari sekolah.

ALBERT EINSTEIN senang belajar tapi sering bolos karena menganggap sekolah justru menghambat kesenangannya membaca dan main biola. Ia sempat keluar dari sekolah menengah di Munich karena gurunya galak dan melarangnya banyak bertanya.

BILL GATES (pendiri Microsoft) drop-out dari Harvard, salahsatu sekolah terbaik di dunia.

LEONARDO DA VINCI senang belajar. Ia tidak pernah bersekolah.

Apakah sekolah justru terlalu formal, kaku, terlalu sistematik sehingga akhirnya justru malah menghabisi kesenangan belajar seseorang?


“It is almost a miracle that modern teaching methods have not yet entirely strangled the holy curiosity of inquiry; for what this delicate little plant needs more than anything,
besides stimulation, is freedom.”

Albert Einstein

Monday, August 6, 2007

Sukarno, dan Urat Saraf Pendorong Rakyat ke Depan






"… maka rakyat kami (oleh kaum imperialis) dibikin rakyat yang ‘hidup kecil’ dan ‘nrima’, rendah pengetahuannya, lembek kemauannya, sedikit nafsu-nafsunya, padam kegagahannya, rakyat ‘kambing’ yang bodoh dan mati energinya.

Kami, kaum PNI, kami mencoba memberantas penyakit ini dengan mengadakan lebih banyak pendidikan rakyat, menyokong sekolah-sekolah rakyat, mengurangi buta huruf di kalangan rakyat. Kami mencoba membangkit-bangkitkan dan membesar-besarkan kemauan rakyat akan nasib yang lebih memper-nasib manusia, menyalakan lebih banyak nafsu-nafsu di dalam kalbu rakyat. Kami berusaha menghidup-hidupkan lagi kegagahan rakyat, tenaga kemauan rakyat, energi rakyat sebagai sediakala, -rakyat yang kini ‘sudah mati kutunya itu’

Energi rakyat inilah salah satu urat saraf pembentukan kekuasaan kami, -salah satu urat saraf penolak daya imperialisme, tetapi terutama sekali ialah urat saraf pendorong rakyat ke depan."

Sukarno,"Indonesia Menggugat", 1930,
"Kontra Kemunduran, yakni Kontra Dekadensi Akal Budi."



Apakah Indonesia bangsa "kelas kambing"? Apakah Indonesia bangsa kuli? een natie van koelies, en een koeli onder de naties? Di suatu masa, Indonesia adalah bangsa yang dihormati seluruh dunia, ditakuti bahkan oleh bangsa-bangsa Superpowers. Kita adalah bangsa yang berdiri tegak sejajar dengan bangsa-bangsa terbesar di dunia. Mungkin yang kita perlu lakukan adalah kembali mempelajari sumber-sumber kekuatan Indonesia dulu. Mungkin kita akan menemukan kembali rahasianya. Mungkin.

Sunday, August 5, 2007

Apakah Betul Manusia Indonesia Lebih Unggul Dibanding Bangsa-Bangsa Lainnya?


Apakah betul manusia Indonesia
sebenarnya lebih unggul dibanding bangsa-bangsa lainnya di dunia?

Saat ini banyak anak-anak Indonesia yang memenangi berbagai lomba Olimpiade Sains di dunia. Menang, berarti mereka tidak sejajar dengan anak-anak dari bangsa lain, melainkan lebih unggul, paling unggul. Keunggulan manusia Indonesia sebenarnya telah terbukti sepanjang sejarah.

Sukarno disebut Presiden Amerika John F. Kennedy sebagai 'Washington' dan 'Jeffersonnya' Indonesia. Washington adalah Bapak Bangsa Amerika, yang membawa kemerdekaan bagi bangsa Amerika. Thomas Jefferson, dianggap sebagai presiden paling jenius dalam sejarah Amerika. Selain presiden dia juga dikenal sebagai arsitek, ahli arkeologi, penemu, pendiri Universitas Virginia, penulis buku dan masih banyak peran lagi. Dan Sukarno, disamakan dengan Washington dan Jefferson, tidak hanya 1 Bapak Bangsa Amerika, tapi 2 sekaligus.

Hatta adalah sebuah karakter yang dahsyat. Hatta pernah bersumpah tidak akan kawin sebelum Indonesia merdeka, dan dia benar-benar melakukannya (tidak ada bapak bangsa lain yang melakukan ini, termasuk Washington, Sukarno, atau Gandhi). Keteguhannya benar-benar ekstrim. Berkali-kali dipenjara, dibuang sampai ke Digul, Irian, tapi kegigihannya untuk memperjuangkan Indonesia malah bertambah besar.

Gubernur Jenderal Belanda, De Jonge, menganggap Hatta bahkan lebih berbahaya dari Sukarno. Hatta dalam kunjungannya ke Jepang dipanggil dengan sebutan "Gandhi of Java" (Maret 1933). Hatta, seperti Gandhi, memang melambangkan sebuah karakter yang unggul, kuat, cerdas, memiliki keteguhan moral yang tinggi, kemanusiaan, dan kemampuan. Kemampuan untuk membangkitkan sebuah bangsa, bangsa yang besar.

Seberapa hebat mereka dibanding para Bapak Bangsa yang lain? 4 negara terbesar di dunia: China, India, Amerika, dan Indonesia. 3 bangsa yang pertama umumnya hanya mempunyai 1 mayoritas. Di Amerika, mayoritasnya adalah orang kulit putih Anglo-Saxon, berbahasa Inggris. Begitu juga di China dan India. Menyatukannya relatif lebih mudah. Sedangkan Indonesia, sangat kompleks. Sukunya berbeda-beda, jumlahnya sangat banyak, budayanya berbeda, karakternya berbeda, dan bahasanya juga tentu berbeda-beda. Tapi Sukarno-Hatta, mereka mampu menyatukan semuanya.

Kartini, adalah satu lagi lambang keunggulan manusia Indonesia. Dia pernah secara khusus dimintai pendapat oleh penasehat ahli menteri Belanda, Mr Slingenberg, sebelum Belanda melaksanakan Politik Etis. Umurnya waktu itu? 20 tahun.

Kartini, bukan orang biasa. Dia sudah sangat dikenal di kalangan intelektual Belanda sejak usia belasan tahun karena pemikiran-pemikirannya yang sangat tajam tentang pendidikan dan pembangunan manusia secara umum. Dia telah berhasil menemukan "rahasia" kemajuan peradaban dengan secara sangat intens belajar dari kemajuan bangsa-bangsa Eropa (Lihat visi besar Kartini dari buku "Kartini, Sebuah Biografi" karya Sitisoemandari Soeroto, bukan dari "Habis Gelap Terbitlah terang").

Kartini mempunyai kakak super jenius bernama Kartono (R.M.P Sosrokartono). Dia pernah bekerja di New York sebagai koresponden New York Herald. Tapi itu tidak istimewa. Di Belanda dia dijuluki Talenwonder, manusia ajaib karena menguasai 26 bahasa sekaligus! Dia bahkan juga pernah menjadi penerjemah tunggal di Liga Bangsa-Bangsa! (Kartini Biografi, Mohammad Hatta, Memoir)

Apakah mereka semua itu memang istimewa? Berbeda? "Dari lahirnya sudah seperti itu"? Tidak sama dengan lainnya? Mungkin kalau kita mempelajari proses pembelajaran, proses pembentukan pikiran "istimewa" mereka, kita akan menemukan sesuatu. Mungkin, Kunci menciptakan manusia-manusia Indonesia yang sangat unggul, jutaan manusia Indonesia yang unggul.

(Bagaimana kalau kita juga mempelajari semua manusia-manusia terunggul yang pernah hidup sepanjang sejarah manusia? Para pemimpin terbesar, orang-orang jenius, dan pengusaha-pengusaha paling sukses di dunia?)

Saturday, August 4, 2007

Manusia-manusia Unggul, dan Keunggulan Ekonomi



Semua Kebangkitan Besar ekonomi dunia. Kemajuan Eropa masa Renaissance, Revolusi Industri Inggris dan Amerika, Restorasi Meiji dan keajaiban ekonomi Jepang pasca Perang Dunia II, kemajuan Korea Selatan, Singapura, lalu kebangkitan ekonomi China dan India. Ada beberapa hal penting yang mungkin perlu dipikirkan kembali oleh para pakar ekonomi kita. Ini adalah beberapa pendapat para pemikir penting dunia.


"The Japanese have constructed a future oriented, people centered, dynamic form of capitalism which is demonstrably more successful than anything seen in America for the last twenty years. They have done this because they were smart, patient, they worked together, and they responded to the precious stimulus of adversity."
FRANK GIBNEY, Miracle By Design, Some Lessons for Americans (bag. kesimpulan), 1982, tentang keajaiban ekonomi Jepang.

"Sementara Amerika sibuk menciptakan pengacara, kami lebih sibuk menciptakan lulusan fakultas teknik... Jepang memproduksi 4 kali jumlah insinyur dibanding Amerika."
AKIO MORITA, Made In Japan, 1989.

"... the statistical techniques involved in statistical process control, which can be understood by most Japanese high school graduates, are mistery to many American college graduates."
MICHAEL PORTER, The Competitive Advantages of Nations, 1990, tentang kenapa Amerika bisa dikalahkan oleh Jepang.

"Britain declined because of growing disadvantages in each part of the "diamond." Most significant in my judgment have been weaknesses in human resources, low motivation, the lack of rivalry, and eroding demand condition."
The Competitive Advantage of Nations, The Slide of Britain, tentang kemunduran Inggris sejak pasca Perang Dunia II.

"If we are to remain preeminent in transforming knowledge into economic value, the U.S. system of higher education must remain -the world’s leader- in generating scientific and technological breakthroughs and in preparing workers to meet the evolving demands for skilled labor."
Chairman Federal Reserve, ALAN GREENSPAN, 2000, satu point yang berulang kali ditekankan oleh Greenspan (baca juga The Greenspan Effect)

"Saat ini di Cina, Bill Gates adalah Britney Spears. Di Amerika, Britney Spears adalah Britney Spears, dan itulah masalah kita."
THOMAS L. FRIEDMAN, The World is Flat, 2006, tentang kenapa China juga akan segera mengejar Amerika.

"An organization's ability to learn, and translate that learning into action rapidly, is the ultimate competitive advantage"
JACK WELCH, Mantan pemimpin GE, "The Manager of the Century"

"Poor country have economically backward populations in the sense that the quality of the people as productive agents are low... Particular manifestations of this are low labor efficiency, factor immobility, limited specialization in occupations and in trade, lack of entrepreneurship, economic ignorance, and a value structure and social structure that minimize the incentives for economic change."
MEIER, BALDWIN, "Economic Development" - Basic Characterisitic of Poor Country - Backwardness.


Bagaimana dengan sang Bapak Ekonomi Dunia?


"The difference between the most dissimilar characters, between a philosopher and a common street porter, for example, seems to arise not so much from nature, as from habit, custom, and education."
ADAM SMITH, The Wealth of Nations, Buku I, Bab 2. Adam Smith selalu menentang campur tangan pemerintah, tapi dia justru mendorong campur tangan pemerintah dalam satu bidang. Pendidikan.

"An instructed and intelligent people besides are always more decent and orderly than an ignorant and stupid one. They feel themselves, each individually, more respectable, and more likely to obtain the respect of their lawful superiors, and they are therefore more disposed to respect those superiors. They areless apt to be misled into any wanton or unnecessary opposition to the measures of government."
The Wealth of Nations, Buku V, Bab 1.

"Knowledge is Power"
FRANCIS BACON, salahsatu pencetus Revolusi besar Sains di Inggris yang berlanjut ke Revolusi Industri dan menjadikan Inggris bangsa penguasa dunia.

Beberapa tambahan dari keajaiban ekonomi Jepang,
dari sejak Restorasi Meiji dan setelah Perang Dunia II.


"Education, was a tool of the state to be used to turn out obedient, loyal, reliable subjects who could serve as the basis for the creation of a modern, powerful nation, second to none."
NICHOLAS HAIDUCEK, Japanese Education Made in USA.

"Tuhan tidak menciptakan manusia yang satu lebih rendah atau lebih tinggi dari yang lainnya. Semua manusia pasti diciptakan sama... Yang membedakan nantinya antara yang pintar dan yang bodoh, pada hakikatnya semata–mata adalah pendidikan... Hanya orang–orang yang belajar dengan sebaik–baiknya sehingga ia memiliki pengetahuan yang hebat yang akan menjadi mulia dan sejahtera, sedangkan yang sebaliknya akan menjadi lemah dan serba berkekurangan."
YUKICHI FUKUZAWA, salahsatu tokoh besar Restorasi Meiji, saat kebangkitan Jepang dari bangsa terbelakang menjadi negara maju.

TIDAK ADA EKONOMI yang sukses dan stabil, selama manusianya tidak terbangun dengan baik. Bila manusianya unggul, bahkan walau sumberdaya lainnya nyaris tidak ada (SDA, Singapura, Jepang), bangsa itu bisa sangat kuat dan sejahtera. Manusia unggul = ekonomi unggul. Manusia terbelakang = ekonomi terbelakang. Adam Smith, Keynes, atau Greenspan, mereka semua pasti akan setuju pada yang satu ini. Sekali lagi perhatikan sejarah kemajuan Eropa masa Renaisans, Revolusi Industri Inggris, keajaiban Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Singapura, lalu kebangkitan China dan India sekarang.

Tapi bayangkan ini. Singapura yang begitu kecil dan tanpa sumberdaya alam saja bisa kaya raya. Bayangkan bila sebuah bangsa mempunyai ratusan juta manusia unggul, dan sekaligus alam yang sangat kaya (pertanyaan selanjutnya: "Apa Rahasia dari para Economic Superpowers?").

Monday, July 23, 2007

THE SUPERPOWERS I


Bangsa-Bangsa Terunggul di Dunia.

13–24 November 2006. Televisi pusat China CCTV menayangkan program dokumenter 12 episode berjudul "The Rise of the Great Powers." Program ini membahas 9 bangsa terkuat dalam sejarah dunia:
1. Portugis
2. Spanyol
3. Belanda
4. Inggris
5. Prancis
6. Jerman
7. Jepang
8. Rusia
9. Amerika.
Ini adalah hasil penelitian ekstensif ahli-ahli sejarah utama Cina, disertai rangkuman pendapat para intelektual dunia, dari Paul Kennedy (penulis buku terkenal "The Rise and Fall of the Great Powers"), sampai Joseph E. Stiglitz, salahsatu pemenang Nobel ekonomi. Penelitian besar-besaran ini bertujuan untuk menemukan jawaban atas satu hal, bagaimana cara agar sebuah bangsa bisa menjadi bangsa terunggul di dunia.

Kenapa masih ada saja bangsa-bangsa yang tertinggal dan miskin sementara kita semua bisa belajar dari bangsa-bangsa lain? Bahkan dari bangsa-bangsa terunggul dalam sejarah umat manusia? para Superpowers?
Apa itu bangsa Superpower? Siapa saja mereka? Bagaimana cara mereka bisa menjadi Superpower? Bagaimana sejarahnya? Kapan awal kebangkitannya? Siapakah pemimpin-pemimpin terbesarnya? Apa tantangan-tantangan terbesar yang harus mereka hadapi, dan bagaimana mereka mengatasinya? Apa yang dilakukan para pemimpinnya? Faktor-faktor apa yang dianggap paling signifikan dalam mendorong kemajuan mereka?
Apa inti kehebatan mereka?

Beberapa referensi penting:
Michael Porter, "Competitive Advantage of Nations", 1990.
Robert C. Christopher, "The Japaneses Mind, The Goliath Explained", 1983.
Frank Gibney, "Japan: the Fragile Superpower", 1996.
Toffler, Alvin and Heidy, "Revolutionary Wealth", 2006
HG Wells, "Outline of History", 1931.
Friedman, "The World is Flat" (untuk trend terbaru abad 21), 2006, dan
Sachs, "The End of Poverty" (terutama kebangkitan Cina dan India).
Paul Kennedy, "The Rise and Fall of Great Powers".
T Harry Williams, Richard N. Current, Frank Freidel, "A History of the United States (Since 1785)".
Imperium III.

ZAMAN KEBANGKITAN BESAR II





“et ipsa Scientia, Potestas est”
Francis Bacon, 1597.



Desember 2006.

New York Times melaporkan televisi pusat Cina, CCTV, mulai menayangkan program dokumenter berjudul “The Rise of Great Powers”. Program ini menganalisis 9 bangsa terkuat dalam sejarah dunia, dari era Portugis-Spanyol, sampai Amerika dan Jepang. Ini adalah hasil riset para ahli sejarah Cina, termasuk rangkuman opini para intelektual dunia dari Paul Kennedy (“Rise and Fall of Great Powers”) sampai Stiglitz (peraih Nobel ekonomi).1 Beberapa waktu yang lalu Cina masih terbelakang. Sekarang mereka ingin menjadi yang terunggul di dunia.

Abad 15, 500 tahun yang lalu, Eropa berubah dari bangsa-bangsa terbelakang menjadi peradaban unggul, Renaissance. Sampai abad 16, Inggris masih kacau balau, bahkan sempat dipecundangi gadis dusun dari Prancis, Jeanne d’Arc. Lalu peristiwa besar terjadi. Francis Bacon mengeluarkan “petuah dahsyatnya”, et ipsa Scientia Potestas est (Meditationes Sacræ, De Hæresibus, 1597). Atas dasar ini Inggris berubah menjadi penguasa dunia. 1868, Jepang yang terbelakang akibat politik isolasi Tokugawa, bangkit di era Restorasi Meiji (Meiji Ishin).

Indonesia menjelang akhir abad 19, Kartini, yang umurnya baru 20 tahun, dengan pemikirannya yang tajam memicu reaksi berantai di negeri Belanda dan tanah Nusantara. (Kartini;Biografi, Sitisoemandari). Politik Etis dijalankan. Manusia-manusia unggul mulai bermunculan. Berikutnya muncul Wahidin Sudirohusodo, Soetomo, Tjokroaminoto, lalu Sukarno-Hatta. Het wonder is geschied, Keajaiban terjadi. Indonesia bangkit menjadi salahsatu bangsa terbesar, dan paling kompleks dalam sejarah manusia.

Kebangkitan Besar telah banyak terjadi dalam sejarah dunia, juga Indonesia. Apa yang terjadi di sana? Apa kunci Renaissance, kemajuan Inggris, Restorasi Meiji, dan Kebangkitan Nasional Indonesia?

Inti Kebangkitan Sudah Diketahui

Kita tentu bisa melihat sejarah semua bangsa-bangsa besar. Proses Kebangkitan mereka. Ribuan buku juga telah ditulis tentang esensi dari kemajuan peradaban/bangsa. Sejak Gibbon (Decline and Fall, 1776), pertanyaan kenapa sebuah bangsa bisa bangkit, maju atau mundur menjadi populer. Toynbee (A Study of History) mengemukakan konsep challenge-response dan minoritas kreatif.

Ada yang membahasnya dari sisi ekonomi seperti Adam Smith, atau Porter (Competitive Advantage of Nations), ada juga Stiglitz dan Sachs. Kemajuan berdasarkan teknologi dipaparkan Jared Diamond, “Guns, Germs, and Steel”, atau Friedman (The World is Flat). Dari sisi social capital ada Francis Fukuyama (Trust) atau “Culture Matters” (Harrison/Huntington). Banyak yang spesifik membahas satu bangsa tertentu, “keajaiban” Jepang misalnya. Tapi semuanya hanya akan bersumber dari satu hal.

Bahkan Kartini pun sudah tahu apa rahasia Kebangkitan bangsa, begitu pula Sukarno-Hatta. Bukankah kemudian Indonesia bangkit menjadi bangsa besar?

Kesamaan Kebangkitan Dunia, dan Indonesia

Renaisans adalah era dimulainya transfer besar-besaran ilmu klasik Yunani dari Andalusia dan Konstantinopel. Seluruh Eropa belajar, dan bangkit. Skalanya makin revolusioner saat penemuan Mesin Cetak Gutenberg. Et ipsa scientia potestas est bermakna Pengetahuan adalah Kekuatan. Inggris mengembangkan sains sebesar-besarnya untuk mengalahkan para pesaingnya saat itu, Spanyol, Belanda, dan Prancis. Terjadilah Revolusi besar Sains dan Industri Inggris.

Semboyan terbesar Restorasi Meiji adalah Wakon Yosai, “Semangat Jepang - Pengetahuan Barat”. Bahkan dalam Meiji Charter Oath dinyatakan, “Pengetahuan akan dicari ke seluruh penjuru dunia dan dasar-dasar kekuasaan kekaisaran akan diperkuat”. Jepang belajar bukan untuk maju, mereka ingin mengalahkan Barat (Haiducek, Japanese Education, 1991).2

Kartini menyatakan “Pendidikan, sekali lagi Pendidikan adalah jalan keluar bagi semua masalah dan kesengsaraan bangsa.” Ia tahu Belanda sengaja menelantarkan pendidikan karena itulah kunci utama untuk melemahkan sebuah bangsa.3 Visinya begitu tajam hingga bahkan penasehat ahli Menteri Belanda, Mr. Slingenberg perlu meminta pendapatnya untuk menjalankan Politik Etis. (Lihat visi besar Kartini dari “Kartini;Biografi”, karya Sitisoemandari Soeroto, tidak dari “Habis Gelap Terbitlah Terang”).

Sukarno kembali menunjukkan bahwa yang mampu melepaskan bangsa dari jerat imperialisme hanyalah pendidikan unggul yang mampu membangkit-bangkitkan semangat, energi, dan kegagahan rakyat yang dahsyat. (Indonesia Menggugat, 1930, Kontra Kemunduran, Kontra Dekadensi Akal Budi).4 Pembelajaran yang unggul ini lalu juga dibakar oleh keinginan untuk merdeka, menghasilkan daya belajar yang dahsyat. Indonesia Merdeka, 17 Agustus 1945.

Kebangkitan Besar Indonesia II

Semua Kebangkitan Besar berujung pada satu hal. Revolusi pembelajaran berskala masif dalam kualitas dan intensitas yang tinggi yang akan menciptakan berjuta-juta manusia unggul. Belajar, akan menjadi fokus utama dari seluruh upaya bangsa itu, semua pemimpin dan rakyatnya.

Kadang revolusi besar ini dipicu oleh beberapa “manusia istimewa” (creative minority, promethean5). Tapi mereka bukanlah Ratu Adil yang “turun dari langit”, melainkan hasil akumulasi pembelajaran bangsa itu akhirnya mengkristal, termasuk pembelajaran tokoh-tokoh sebelumnya6 (seperti Sukarno–Tjokroaminoto-Samanhoedi).

Tantangan kritis yang terjadi (Golden Means, Toynbee, biasanya ancaman terhadap bangsanya) justru mempertajam kepekaan sosial mereka dan mendorongnya untuk belajar dan berjuang habis-habisan, bahkan dalam skala yang heroik. Mereka lalu berjuang mentransfer segala ilmu, budaya dan kinerja unggul mereka kepada seluruh bangsanya.

Hasilnya, sebuah masyarakat baru yang berpengetahuan tinggi, kreatif, memiliki optimisme baru, mampu merespons tantangan, memanfaatkan teknologi, mempunyai keeratan sosial dan daya juang yang unggul. Energinya begitu dahsyat, tidak saja 1001 masalah yang tadinya terkunci rapat akan mulai terurai, tapi bangsa itu juga akan mulai mengalahkan bangsa-bangsa lainnya.

Inilah inti Kebangkitan Besar Peradaban. Dan hanya dari proses besar inilah Kebangkitan akan terjadi. Cara memulainya mudah, semua peradaban besar belajar dari proses Kebangkitan peradaban besar lainnya dan kebesarannya di masa lalu, seperti China diatas. Lalu proses belajar unggulnya diakselerasikan sampai akhirnya jumlah dan kualitas manusia-manusia unggul akan mencapai titik kritisnya, Critical Mass.

Dan seperti semua peradaban besar lainnya, bangsa Indonesia juga akan belajar, termasuk dari jaman kegelapannya. Kita dulu pernah mengalami Kebangkitan Besar (1908). Sekarang kita bisa mulai kembali belajar darinya, juga kebangkitan bangsa-bangsa besar lain, Barat, Jepang, Cina. Kita juga belajar dari Singapura, Malaysia, Korea Selatan, India. Dan satu hal penting. Bila kita dapatkan esensi semuanya, bukan tidak mungkin kebangkitan yang akan datang bahkan akan lebih besar dari sebelumnya. Sebuah Zaman Baru.

Inilah saatnya Indonesia mengulangi proses pembelajaran besarnya. Bangkitlah Indonesia, inilah saatnya Kebangkitan Besar kita.

Eko Laksono
20 Juli 2007





Referensi dan catatan:

1. Kahn, Joseph, "China, Shy Giant, Shows Signs Of Shedding Its False Modesty.", New York Times, 9 Dec. 2006.

2. Japanese Education Made in USA, Nicholas Haiducek, Praeger Publishers, 1991, hal 19.
“Education was a tool of the state to be used to turn out obedient, loyal, reliable subjects who could serve as the basis for the creation of a modern, powerful nation, second to none.”

3. Kartini sebuah Biografi, Sitisoemandari Soeroto, Djambatan, 2001, Hal 124
“Pendidikan sekali lagi Pendidikan oleh Kartini dianggap sebagai sebagai jalan keluar dari semua masalah bangsa… Kartini menyadari Belanda dengan sengaja menelantarkan pendidikan rakyat, agar rakyat tetap mau menggarap sawah dan tetap mau bilang “nun inggih” pada tiap perintah yang diberikan padanya… Pemerintah Hindia Belanda hanya bertindak sesuai dengan watak setiap kolonialis, yaitu membiarkan rakyat jajahannya berdegenerasi menjadi bodoh dan melarat, supaya dapat dijajah selama-lamanya. Lebih baik jangan dibuat pandai! Bangsa yang bodoh dan melarat dapat lebih mudah dikuasai daripada bangsa yang terdidik dan berpengetahuan tinggi.”

4. Indonesia Menggugat (1930), Bung Karno, Gunung Agung 2001, hal 128-129
“… maka rakyat kami (oleh kaum imperialis) dibikin rakyat yang ‘hidup kecil’ dan ‘nrima’, rendah pengetahuannya, lembek kemauan­nya, sedikit nafsu-nafsunya, padam kegagahannya, rakyat ‘kambing’ yang bodoh dan mati energinya…Kami, kaum PNI, mencoba memberantas penyakit ini dengan mengadakan lebih banyak pendidikan rakyat, menyokong sekolah-sekolah rakyat, mengurangi buta huruf di kalangan rakyat. Kami mencoba membangkit-bangkitkan dan membesar-besarkan kemauan rakyat akan nasib yang lebih memper-nasib manusia, menyalakan lebih banyak nafsu-nafsu di dalam kalbu rakyat. Kami berusaha menghidup-hidupkan lagi kegagahan rakyat, tenaga kemauan rakyat, energi rakyat sebagai sediakala, -rakyat yang kini ‘sudah mati kutunya itu’ … Energi rakyat inilah salah satu urat saraf pembentukan kekuasaan kami, -salah satu urat saraf penolak daya imperialisme, tetapi terutama sekali ialah urat saraf pendorong rakyat ke depan.”

5. Prometheus adalah Dewa yang memberikan kemampuan membuat api kepada umat manusia. Api adalah lambang kemampuan menciptakan sesuatu, teknologi. Api ini dicuri dari Zeus karena kepedulian Prometheus pada umat manusia dan karena Zeus sendiri tidak akan mau memberikan “kekuatan dewa” itu kepada manusia. Promethean adalah sebutan bagi manusia-manusia kreatif dan pemberani yang membawa pencerahan bagi orang lain.

6. Arnold J. Toynbee, A Study of History, Dell Publishing, New York, 1965, hal 606, The Creative Genius as a Saviour. Bahkan dalam zaman kehancuran manusia-manusia kreatif akan terus ada dan saling mempengaruhi satu sama lain.

“That the action which is an act of creation is always performed by a soul which is in some sense a superhuman genius… And that the action of the genius upon souls of common clay operates usually through the second-best expedient of a kind of social drill which enlists the faculty of mimesis (or imitation) in the souls of the uncreative rank and file and thereby enables them to perform “mechanically” an evolution, which they could not have performed on their own initiatives.”

“the change from growth to disintegration is not accompanied by any extinction of the creative spark. Creative personalities continue to arise...”.

“In primitive societies, mimesis is directed towards dead ancestors who stand, unseen but not unfelt, at the back of the living elders, reinforcing former prestige. On the other hand, in societies in process towards civilization, mimesis is directed towards creative personalities who command a following because they are pioneers. In such societies, the “cake of custom,” as W.H. Bagehot called it in his Physics and Politics, is broken.”


Catatan tambahan:

Adam Smith dikenal karena menolak segala bentuk campur tangan negara dalam perekonomian. Bahwa campur tangan negara akan selalu merugikan. Tapi dia justru sebaliknya mendorong campur tangan pemerintah dalam satu hal. Pendidikan. Baca “Wealth of Nations”:

Buku V, Bab 1, Bagian 3: Of the Expense of Public Works and Public Institutions.
“An instructed and intelligent people, besides, are always more decent and orderly than an ignorant and stupid one. They feel themselves, each individually, more respectable and more likely to obtain the respect of their lawful superiors, and they are therefore more disposed to respect those superiors. They are more disposed to examine, and more capable of seeing through, the interested complaints of faction and sedition, and they are, upon that account, less apt to be misled into any wanton or unnecessary opposition to the measures of government. In free countries, where the safety of government depends very much upon the favourable judgment which the people may form of its conduct, it must surely be of the highest importance that they should not be disposed to judge rashly or capriciously concerning it.”

Buku I, Bab 2
“The difference between the most dissimilar characters, between a philosopher and a common street porter, for example, seems to arise not so much from nature as from habit, custom, and education.”


Thursday, July 12, 2007

Pentingnya Kemajuan Teknologi, dalam Skala Galaktik

Michio Kaku, Civilization's Technological Level Speech.


Ini mungkin adalah salahsatu pidato terpenting dalam sejarah sains. Ini pidato dari Profesor Michio Kaku, fisikawan Amerika keturunan Jepang yang sangat berpengaruh dan dikenal luas. Pidato ini menekankan pentingnya akselerasi ilmu pengetahuan manusia, termasuk eksplorasi luar angkasa, untuk menciptakan peradaban baru umat manusia yang lebih tinggi.

Nikolai Kardashev, ilmuwan Rusia, membagi kemajuan teknologis peradaban menjadi 3 tingkat, Tipe 1, 2, dan 3 (Kardashev Scale). Tapi Michio Kaku masih menempatkan peradaban Bumi sebagai Tipe 0. Ini penjelasannya.

Peradaban Planet Tipe : 0
Peradaban di sebuah planet pada level ini berada di titik kritis. Banyak masalah yang dihadapi, seperti keterbatasan sumberdaya, keterbatasan sumber energi (yang terbatas hanya dari planet itu sendiri - minyak bumi), krisis ledakan penduduk, kerusakan ekologis, dan seterusnya.

Keterbatasan sumberdaya ini juga menyebabkan banyak masalah, dari kemiskinan sampai perang dan terorisme (efek dari “Uranium Barrier”). Peradaban level ini juga akan kesulitan menghadapi kemungkinan bahaya dari luar bumi, seperti asteroid, atau ledakan supernova (bahkan mungkin juga serangan dari “aliens”/ peradaban yang lebih maju).

Peradaban Planet Tipe : 1
Ini level peradaban yang lebih ideal. Disini peradaban itu sudah mampu mengendalikan planetnya. Dengan teknologi yang dimiliki mereka sepenuhnya mampu mengendalikan lautan, gunung api, bahkan cuaca, dan sudah
menjadikannya sebagai sumber energi utama.

Mereka bisa mencegah gempa bumi, ledakan gunung berapi, atau ombak berbahaya dari laut. Tidak ada lagi ancaman global warming atau datangnya jaman es baru. Permasalahan asteroid juga sudah bisa diatasi. Planetnya sudah menjadi tempat aman untuk ditinggali. Mereka juga bisa membangun kota-kota besar di tengah laut, tidak terbatas di darat saja. Di masa ini perjalanan luar angkasa sudah menjadi sesuatu yang biasa. Kolonisasi planet-planet terdekat mulai dilakukan.

Peradaban Planet Tipe : 2 (Stellar Civilization)
Mereka sudah tidak lagi memakai energi dari planetnya sendiri, tapi sudah mampu sepenuhnya mengeksploitasi energi raksasa dari Bintang yang ada di galaksi itu, Panas Matahari. Di saat ini peradaban itu sudah melakukan kolonisasi sampai ke planet-planet yang lebih jauh. Saat bumi terancam oleh sesuatu hal, bahkan bila akan terjadi Supernova, mereka sudah bisa mencegahnya atau bermigrasi ke planet lain.

Peradaban Planet Tipe : 3 (Galactic Civilization)
Di tahap ini sebuah peradaban tidak lagi hanya memanfaatkan matahari yang ada di galaksinya sendiri, tapi sudah memanfaatkan energi dari banyak matahari yang ada di banyak galaksi.

Level Kemajuan Teknologi Manusia, dan Perdamaian Bagi Seluruh Bumi

Kemajuan teknologi, pada akhirnya akan memungkinkan umat manusia mencapai level Keberadaan yang lebih tinggi, Tipe 1, 2, dan 3. Manusia akan mampu menghasilkan sumber energi yang sangat melimpah, dan jauh lebih aman bagi bumi. Hasilnya, kita nanti tidak perlu lagi berebut sumberdaya, tidak perlu lagi berperang. Kita juga tidak lagi perlu khawatir tentang bencana lingkungan yang sekarang mengancam bumi. Bumi, akan berubah menjadi tempat tinggal yang nyaman, dan damai. PEACE ON EARTH!

Teknologi angkasa luar, juga akan membantu manusia menemukan berbagai kemungkinan baru, yang bisa membuat hidup manusia lebih baik. Teknologi ini juga memungkinkan manusia menemukan peradaban lain yang lebih maju, yang mungkin bisa membantu manusia mengakselerasikan level peradabannya.

Bila manusia sudah mampu mencapai level 1, peradaban Bumi akan mengalami masa kedamaian sejati, kemakmuran yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah, dan lepas dari bahaya yang harus dihadapi peradaban Tipe 0.

Michio Kaku percaya, bahwa bila seluruh umat manusia bersatu dan benar-benar berusaha, sebuah Planet Bumi yang baru akan menjadi kenyataan dalam waktu 100 tahun..


Note : Semua negara maju di dunia, termasuk China dan India, sudah melakukan upaya-upaya riil untuk mengembangkan teknologi unggul, termasuk teknologi eksplorasi luar angkasa.


Milky Way dilihat dari Death Valley..

Wednesday, July 11, 2007

Film-film Paling Inspiratif


Tanpa urutan tertentu.

1. Shawshank Redemption

Kalau di masa sekarang, Andi Dufresne mungkin akan dianggap memiliki Emotional Intelligence yang super genius. Salahsatu film terbaik yang pernah dibuat. Seorang bankir muda mengetahui istrinya selingkuh. Istrinya lalu diketahui terbunuh dan dia dinyatakan bersalah. Ia harus mendekam di penjara untuk kejahatan yang tidak ia lakukan, 2 kali hukuman seumur hidup! Penjaranya sangat brutal, dimana para sipir tidak ragu membunuh tahanan yang tidak disukainya, bahkan ada gerombolan geng, 'The Sisters' yang suka memperkosa tahanan lainnya. Tapi Andy, sang bankir itu menghadapinya dengan cool, tenang, sampai akhirnya ia malah banyak mendapat teman, bahkan para sipir disana yang tadinya sangat brutal. Tapi ada kejutan yang lebih besar. Film yang jauh dari membosankan, sebaliknya penuh dengan kejutan-kejutan menyenangkan.

2. Gandhi

Ini adalah manual bagi semua orang besar. Bagaimana Gandhi yang tadinya cuma seorang pengacara biasa, orang biasa, kemudian terprovokasi untuk menyadarkan bangsanya yang dijajah oleh Kerajaan Inggris. Akhirnya dengan kemauan yang luar biasa, keberanian dan kecerdasan ia berhasil menjatuhkan Kerajaan Inggris, yang saat itu adalah bangsa terkuat di seluruh dunia. Brought down an empire, the British Empire. Bagaimana ia melakukannya? Bagaimana seorang pemimpin besar membangkitkan bangsanya?

3. Erin Brockovich

Diperankan Julia Roberts, berkisah tentang ibu muda yang mempunyai 3 anak kecil dan sedang diterpa lumayan banyak nasib buruk. Tidak punya kerjaan, tabungannya hampir habis, mobilnya ditabrak orang, gagal mendapat ganti rugi dari penabraknya, dst. Ia lalu nekat memaksa bekerja untuk pengacara yang membelanya, lalu tanpa sengaja, menemukan kasus besar bernilai ratusan juta dollar! Film yang ternyata menyenangkan.

4. Schindler's List

Salahsatu film terbaik Stephen Spielberg. Cerita seorang pengusaha Yahudi di masa Perang Dunia II yang nyaris tidak punya hati, oportunis, tidak peduli pada orang lain, tapi kemudian 'terjebak dalam kebaikan'. Ia memanfaatkan orang-orang Yahudi (bangsanya sendiri!) sebagai tenaga murah untuk pabriknya yang mensuplai kebutuhan perang Nazi. Ia mengupah rendah mereka karena ia tahu pilihan orang-orang Yahudi cuma dua, bekerja padanya, atau mati di Kamp Konsentrasi Nazi. Makin lama makin banyak orang Yahudi yang ia masukan ke pabriknya. Tapi mereka merasa begitu tertolong oleh Schindler karena bisa lolos dari maut, bahkan menganggapnya seorang malaikat penyelamat. Schindler awalnya tidak ambil pusing. Ia cuma mau memanfaatkan mereka dan jadi kaya raya. Tapi ia akan mendapatkan sesuatu yang jauh lebih besar.

5. Armageddon (Michael Bay)

Bukan film dengan kualitas istimewa, tapi Anda bisa belajar bahwa dengan kemauan yang cukup kuat, bahkan meteor raksasa dari angkasa luar yang akan memusnahkan seluruh bumi pun akan dikalahkan.

6. Cinderella Man

Russel Crow (Gladiator, Master and Commander) memerankan seorang petinju juara dan kaya raya yang tiba-tiba jatuh miskin di era The Great Depression. Beragam kesulitan yang ia hadapi dan cedera di tangan kanannya membuatnya jadi petinju kelas rendahan. Ia juga terpaksa jadi kuli angkut di pelabuhan dengan penghasilan sangat pas-pasan. Banyak orang melecehkannya, tapi dia tidak menyerah. Ia bahkan pernah meminta-minta uang pada teman-temannya saat anak-anaknya terancam diungsikan. Ia tidak lagi punya uang untuk membeli makanan, susu, dan listrik untuk pemanas. Tapi ternyata pekerjaannya sebagai kuli angkut membuat kekuatan tangannya berlipat ganda, melebihi kekuatannya dulu..

7. Kingdom Of Heaven

Karya besar Ridley Scott tentang awal dimulainya perang besar, Crusade antara tentara-tentara 'Kristen' dengan 'Islam'. Anda akan melihat bahwa permusuhan besar yang terjadi selama ratusan tahun antara 'Islam' dan 'Kristen' sebenarnya berawal dari sesuatu yang tidak bermakna. Film epik yang sarat nilai-niai kepahlawanan. Di film ini Anda juga akan melihat dan merasakan keunggulan karakter salahsatu pahlawan Islam terbesar, Saladin.

Sedikit catatan:
'Islam' dan 'Kristen' dalam tanda kutip karena sebenarnya ini tidak pernah menjadi peperangan antar agama, melainkan hanya orang-orang yang menggunakan agama untuk tujuan yang selalu sama dari dulu sampai sekarang. Kekuatan, Kekuasaan, Harta.

8. Spiderman II

Kritikus film Roger Ebert memberikan film ini 4 dari 4 bintang. Ini bukan cuma sekedar film tentang pahlawan super dan pertempuran seru antara jagoan dan musuhnya. Ini adalah sebuah film tentang pilihan-pilihan besar. Peter Parker mendapat kemampuan super yang sebenarnya tidak ia inginkan. Dengan kekuatan itu ia bisa menyelamatkan banyak orang. Tapi semua usahanya menyelamatkan dunia malah membuat hidupnya jadi rumit. Ia cuma bisa kerja serabutan, penghasilannya pas-pasan, sekolahnya tertinggal, dianggap pemalas walaupun ia cerdas, bahkan kekasihnya pun mulai menjauhinya. Peter adalah seorang pahlawan dalam peran rahasianya sebagai Spiderman. Tapi dalam kehidupannya sehari-hari, ia mulai dianggap sebagai pecundang. Ia bisa kehilangan segala-galanya, penghidupannya, masa depannya, cintanya. Apakah ia harus menyelamatkan seluruh dunia, atau ia harus mulai menyelamatkan dirinya sendiri? Bagaimana Peter memecahkan semua persoalannya dan menjadi pahlawan sejati yang sesungguhnya?

9. The Lord of The Rings

Hobbit
adalah manusia-manusia kecil yang hidupnya bertani, senang makan enak, pesta, dan menghisap tembakau (Halflings' Leaf). Mereka hidup di tanah yang damai dan penuh kegembiraan. Tapi zaman berubah di Middle Earth. Dua orang Hobbit, Frodo Baggins dan Samwise Gamgee harus menempuh perjalanan yang paling berbahaya ke Mordor untuk menghancurkan sebuah Cincin terkutuk yang baru ditemukan kembali setelah ribuan tahun. Sebuah cincin kecil, tapi begitu mengerikan sihirnya, karena mempunyai Kekuatan untuk mengendalikan seluruh ras di Middle Earth..

Mereka harus melalui perjalanan yang jauh, melewati perang-perang besar antara bangsa-bangsa di Middle Earth, dikejar-kejar 9 makhluk siluman Nazgul, dibuntuti Gollum yang licik, dan selalu dibawah pengawasan mata-mata Sauron, sang Raja Kegelapan. Para hobbit kecil ini, dibantu para kesatria pilihan dari bangsa Manusia, Elf, dan Dwarf harus mengumpulkan seluruh keberanian mereka untuk membebaskan Middle Earth dari ancaman Sauron dan para pengikutnya yang jahat. Dan selama perjalanan itu, mereka pun harus bertahan dari godaan sang Cincin, untuk menguasai cincin itu sendiri, dan menguasai Kekuatannya yang mengerikan. Ini adalah cerita tentang perjuangan, pengorbanan, tentang godaan-godaan untuk bisa menguasai segala sesuatu, menguasai orang lain, kegilaan yang diciptakannya, serta kemenangan dari ketabahan dan keteguhan hati yang tidak tergoyahkan.

to be continued...

Sunday, July 8, 2007

Ide Orang-orang Besar Dunia Tentang Ilmu, Pembelajaran, dan Peradaban



"Carilah ilmu sampai ke negeri Cina"
Nabi Muhammad Saw. (570-632)

"Jika ingin kemakmuran 1 tahun, tumbuhkanlah benih.
Jika ingin kemakmuran 10 tahun, tumbuhkanlah pohon.
Jika ingin kemakmuran 100 tahun, tumbuhkanlah (didiklah) manusia."
Konfusius ( 551 SM-479 SM ), Cina.

"Yang memungkinkan penguasa yang bijak serta jenderal yang baik untuk menyerang dan menguasai serta mencapai semua hal di luar kemampuan orang biasa,
adalah mengetahui lebih banyak."
Sun Tzu (abad 6 SM), The Art of War.

"Knowledge is Power."
Francis Bacon (1561-1626), Inggris.

"The difference between the most dissimilar characters, between a philosopher and a common street porter, for example, seems to arise not so much from nature,
as from habit, custom, and education."
Adam Smith, "The Wealth of Nations", Buku I, Bab 2

"Jika sebuah bangsa terbelakang ilmunya, tapi memimpikan kebebasan,maka ia mengharapkan apa yang tidak pernah ada,dan tidak akan pernah ada."
Thomas Jefferson (1743-1826), Amerika

"Pengetahuan akan dicari ke seluruh penjuru dunia dan dasar-dasar
kekuasaan kekaisaran akan diperkuat."
Meiji Charter Oath (1868), Meiji, Jepang.

"In its broad sense, civilization means not only comfort in daily necessities but also the refining of knowledge and the cultivation of virtue so as to elevate human life to a higher plane. [...] [Thus] it refers to the attainment of both material well-being and the elevation of the human spirit, [but] since what produces man’s well-being and refinement is knowledge and virtue, civilization ultimately means the progress of man’s knowledge and virtue"
Yukichi Fukuzawa, salahsatu tokoh terpenting dalam Restorasi Meiji
yang membangkitkan Jepang.

"Human history becomes more and more a race,
between education, and catastrophe"
H. G. Wells, 'Outline of History'

"An organization’s ability to learn, and translate that learning into action rapidly,
is the ultimate competitive advantage."
Jack Welch, The Manager of the Century,(1935- ), Amerika.

"Pendidikan, sekali lagi pendidikan oleh Kartini dianggap paling penting sebagai
jalan keluar dari semua masalah dan kesengsaraan bangsa. Kartini menyadari Belanda memang sengaja menelantarkan pendidikan rakyat agar rakyat tetap mau menggarap sawah dan tetap mau bilang ‘nun inggih’ pada setiap perintah yang diberikan kepadanya. Pemerintah Hindia Belanda hanya bertindak sesuai dengan watak setiap kolonialis, yaitu membiarkan rakyat jajahannya berdegenerasi menjadi bodoh dan melarat supaya bisa dijajah selama-lamanya. Lebih baik jangan dibuat pandai!
Bangsa yang bodoh dan melarat dapat lebih mudah dikuasai daripada bangsa yang terdidik dan berpengetahuan tinggi."
R.A Kartini,
dikutip dari karya Sitisoemandari Soeroto, "Kartini Sebuah Biografi"

"… maka rakyat kami (oleh kaum imperialis) dibikin rakyat yang ‘hidup kecil’ dan ‘nrima’, rendah pengetahuannya, lembek kemauannya, sedikit nafsu-nafsunya, padam kegagahannya, rakyat ‘kambing’ yang bodoh dan mati energinya.Kami, kaum PNI, kami mencoba memberantas penyakit ini dengan mengadakan lebih banyak pendidikan rakyat, menyokong sekolah-sekolah rakyat, mengurangi buta huruf di kalangan rakyat. Kami mencoba membangkit-bangkitkan dan membesar-besarkan kemauan rakyat akan nasib yang lebih memper-nasib manusia, menyalakan lebih banyak nafsu-nafsu di dalam kalbu rakyat. Kami berusaha menghidup-hidupkan lagi kegagahan rakyat, tenaga kemauan rakyat, energi rakyat sebagai sediakala, -rakyat yang kini ‘sudah mati kutunya itu’ …Energi rakyat inilah salah satu urat saraf pembentukan kekuasaan kami, -salah satu urat saraf penolak daya imperialisme, tetapi terutama sekali ialah urat saraf pendorong rakyat ke depan."
Sukarno, Bapak Bangsa Indonesia
"Indonesia Menggugat", Kontra Kemunduran, yakni Kontra Dekadensi Akal Budi.

Saturday, July 7, 2007

RAMALAN JAYABAYA II





Ramalan Jayabaya adalah sebuah ramalan yang ditulis oleh Prabu Jayabaya di abad 12. Ramalan ini banyak mendapat perhatian sampai sekarang karena banyak ramalannya yang dianggap "mirip" keadaan Indonesia saat ini. Ini butir-butir ramalannya, "Ramalan Jayabaya"..


Iki sing dadi tandane Zaman Kolobendu
Ini tandanya Zaman Kehancuran


Lindu ping pitu sedino
Gempa 7 x sehari
Lemah bengkah
Tanah pecah merekah
Manungsa pating galuruh, akeh kang nandang lara
Manusia berguguran, banyak yang ditimpa sakit
Pagebluk rupo-rupo
Bencana bermacam-macam
Mung setitik sing mari akeh-akehe pada mati
Sedikit yang selamat, banyak yang meninggal

Zaman kalabendu iku wiwit yen,
Zaman ini ditandai dengan,

Wis ana kreto mlaku tampo jaran
Sudah ada kereta berjalan tanpa kuda (kereta api/mobil?)
Tanah jawa kalungan wesi
Tanah Jawa dikelilingi besi (rel kereta)
Prau mlaku ing nduwur awang-awang
Perahu berjalan di atas awan (pesawat terbang)
Kali ilang kedunge
Sungai kehilangan arusnya
Pasar ilang kumandange
Pasar kehilangan keramaiannya (pindah ke Hypermarket..)
Bumi saya suwe saya mengkeret
Bumi semakin lama semakin mengerut (it's a small world..)
Sekilan bumi dipajeki
Sejengkal tanah dikenai pajak (it's a crowded and expensive small world..)

Jaran doyan sambel
Kuda doyan makan sambal
Wong wadon nganggo pakeyan lanang
Orang perempuan memakai busana laki-laki
Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking jaman
Itu pertanda orang akan mengalami jaman berbolak-balik

Zaman kalabendu iku koyo-koyo zaman kasukan, zaman kanikmatan donya, nanging zaman iku sabenere zaman ajur lan bubrahing donya.
Zaman kalabendu itu seperti jaman yang menyenangkan, jaman kenikmatan dunia, tetapi jaman itu sebenarnya jaman kehancuran dan berantakannya dunia.

Mulane akeh bapak lali anak
Oleh sebab itu banyak bapak lupa sama anaknya
Akeh anak wani ngalawan ibu
Banyak anak melawan ibunya
nantang bapak
menantang bapaknya
Sedulur pada cidro cinidro
Sesama saudara saling berkelahi
Wong wadon ilang kawirangane
Perempuan kehilangan malunya
wong lanang ilang kaprawirane
Laki-laki kehilangan kejantanannya
Akeh wong wadon ora setia karo bojone
Banyak perempuan tidak setia pada suaminya
Akeh ibu pada ngedol anake
Banyak ibu menjual anaknya
Akeh wong wadon ngedol awakke
Banyak perempuan menjual dirinya

Akeh udan salah mongso
Sering terjadi hujan salah musim (global warming?)
Akeh rondo ngalairake anak
Banyak janda melahirkan anak
Akeh jabang bayi nggoleki bapake
Banyak bayi lahir tanpa bapak
Wong wodan ngalamar wong lanang
Perempuan melamar laki-laki
Wong lanang ngasorake drajate dewe
Laki-laki merendahkan derajatnya sendiri


Zamane zaman edan
Zamannya Zaman Gila

Wong wadon nunggang jaran
Perempuan menunggang kuda
Wong lanang lungguh plengki
Laki-laki malah berpangku tangan
Wong bener tenger-tenger
Orang yang benar cuma bisa bengong
Wong salah bungah-bungah
Orang yang salah berpesta pora
Wong apik ditapik-tampik
Orang baik disingkir-singkirkan
Wong bejat munggah pangkat
Orang bejat malah dapat pangkat.

Akeh ndandhang diunekake kuntul
Banyak komentar tidak ada isinya
Wong salah dianggap bener
Orang salah diangap benar
Wong lugu kebelenggu
Orang lugu dibelenggu
Wong mulyo dikunjara
Orang mulia dipenjara
Sing culika mulya, sing jujur kojur
Yang salah mulia, yang jujur hancur

Para laku dagang akeh sing keplanggrang
Pedagang banyak yang nyeleweng
Wong main akeh sing ndadi
Orang berjudi semakin menjadi
Duwit lan kringet mung dadi wolak-walik kertu
Uang dan keringat hanya untuk berjudi
Kertu gede dibukake, ngguyu pating cekakak
Kartu besar dibuka, tertawa terbahak-bahak
Ning mulih main kantonge kempes
Tapi waktu pulang kantongnya kosong

Ratu ora netepi janji, musna panguwasane
Pemimpin ingkar janji, hilang wibawanya.
Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan
Banyak orang mati lapar di samping makanan.
Akeh wong nyekel bandha nanging uripe sangsara
Banyak orang berharta, tapi hidupnya sengsara.
Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil
Yang sadar dan adil hidup merana dan tersisih.

Nanging beja-bejane sing lali
Tapi betapapun beruntungnya si lupa.
Isih beja kang eling lan waspadha
Masih lebih beruntung yang ingat dan waspada.

Abote koyo ngopo sa bisa-bisane aja nganti wong kelut, keliring zaman kalabendu iku.
Berat seperti apapun jangan sampai larut dalam zaman kalabendu itu.

Amargo zaman iku bakal sirno lan gantine joiku zaman Ratu Adil, zaman kamulyan. Mula sing tatag, sing tabah, sing kukuh, jo kepranan ombyak ing zaman Entenana zamanne kamulyan zamaning Ratu Adil.
Sebab jaman itu bakal sirna dan diganti dengan jaman Ratu Adil, jaman kemuliaan, karena itu yang tegar, yang tabah, yang kokoh, Jangan melakukan hal bodoh. Tunggulah jaman kemuliaan jamannya Ratu Adil.


***

Ada 2 versi yang sedikit berbeda di internet, tapi sebagian besar isi dan intinya sama, tentang zaman edan. Versi diatas adalah kombinasi dari pokok-pokok penting ramalan Jayabaya.

Presiden Sukarno juga pernah membahas tentang siapa itu Satria Piningit, lihat disini.